Kamis, 21 Mei 2015

Makalah Anatonomi Pesantren PERSIS



BAB I
                                                PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Pada zaman penjajahan telah berdiri organisasi-organisasi Islam sebagai bentuk kesadaran masyarakat terutama umat Islam untuk selalu menegakkan agama Islam dan menentang tindakan-tindakan penjajah yang selalu menindas masyarakat Indonesia. Langkah-langkah yang ditempuh diantaranya adalah peningkatan kekuatan dalam bidang politik, budaya, ekonomi maupun dalam hal pendidikan. Diantara organisasi-organisasi Islam tersebut terdapat sebuah organisasi yang kita kenal sebagai organisasi Persatuan Islam (Persis). Organisasi ini selain berupaya untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada masyarakat juga berupaya untuk menanamkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya pendidikan terutama pendidikan agama. Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir keterbelakangan rakyat Indonesia dan memberikan modal keagamaan bagi mereka untuk menghadapi perlawanan-perlawanan yang datang dari luar
A.    Rumusan masalah
1.      Mengetahui bagaimana anatomi
2.      Mengetahui refleksi pengembangan pesantren persis
B.     Tujuan masalah
1.      Untuk Mengetahui bagaimana anatomi 
2.      Untuk Mengetahui refleksi pengembangan pesantren persis








                                                        BAB II
                                                PEMBAHASAN[1]
A.Anatomi ( organisasi ) Persis Dari Tahun 1936 Sampai Sekarang
            Organisasi Otonom dalam jam’iyyah persis terdiri dari lima kelompok organisasi yaitu:
1.      Persatuan islam istri ( persistri ) adalah organisasi ibu-ibu persis
2.      Pemuda persatuan islam ( pemuda persis ) adalah organisasi kepemudaan persis
3.      Pemudi persatuan islam ( pemudi persis ) adalah organisasi [2]kepemudian persis
4.      Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam ( hima prsis ) adalah organisasi mahasiswa persis
5.      Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam ( himi persis ) adalah organisasi mahasiswi persis
a.       Persistri
Prsatuan islam istri atau di singkat persistri adalah satu badan otonom persatuan islam ( persis ), bertugas membantu persis dalam bidang pembinaan perempuan terutama yang berusia diatas 35 tahun.Persistri di resmikan dalam konferensi III persis di gedung persis bandung yang di hadiri 300 peserta, pada 11 syawal 1355 bertepatan dengan 25 Desember 1936, kurang lbih setelah persis berdiri.Dalam konferensi tersbut diputuskan Qanun persis yang baru,Qanun persistri sebagai bagian istri dari persis, dan Qanun penddikan islam sebagai bagian sekolah
.
Persistri didirikan untukmelaksanakan jihad  Persis dalam masalah pendidikan, dakwah, dan kemasyaraktan di kalangan perempuan.visi misi persistri adalah Terciptanya masyarakat perempuan yang berpegang teguh pada syariat islam berdasarkan qur’an sunah ( VISI ),dan Syariat islam tersebar merata dan diamalkan dalam segala aspek kehidupan selirih anggota persistri ( MISI ).
b.      Pemuda Persis
Pemuda persis bertujuan agar para anggota khususnya dari kaum muslmn pada umumnya memahami,mengamalkan dan mendakwahkan aqidah,ahlak, dan syariat islam berdasarkan quran sunah, sebagai pemuda islam yang brsifat haraqah tajdid, pemuda persis bergerak dalam bidang garapan, antara lain bidang pendidikan, dakwah dan aktivitas lainya menurut qur’an sunnah.
Pemuda persis berdiri sebagai bagian otonmi di bawah binaan dan naungan persis pada tanggal 22 Maret 1936 dalam rapat anggota persis yang di pimpin oleh H.Azhari atas gagasan Fachruddin Al-Kahiri dan kemas ahmad yang mengutarakan segera perlunya di bentuk organisasi khusus pemuda  untuk membina para pemuda  sebagai kader dalam wadah organisasi terssendiri,terpilih sebagai ketuanya adalah Djoedjoe, para pemuda yang yang terjun dalam pendidikan di pesantren prsis itu antara laih Mohamad Natsir, Fachruddin Al-Kahiri, E.Abdurrahman, O.Qomarudin, dan Abdul Qadir Hassan.
a.       Pemudi Persis
Pemudi persis pemudi persis berdiri secara resmi sebagai bagian otonom di bawah naungan persis tanggal 28 februari 1954, Awal berdirinya pemudi persis bernama Jam’iyyatul Banat , nama itu terdapat pada “Anggaran Dasar Jam’iyyatul Banat “ pasal 1 tertanggal 18 Desember 1956 yang di tandatangani oleh ketua umum Jam’iyyatul Banat pertama, Aminah D.Sjihab, dan sekretaris-I,Permasih Hassan.

Sebenarnya Jam’iyyatul Banat , pertama kali berdiri, telah menggunakan nama “pemudi” untuk menyebut dirinya( bukan organisasi ), seperti tertulis pada pasal 4 tentang maksud dan tujuan Jam’iyyatul Banat yaitu (1) meninggikan derajat pemudi dalam rumah tangga dan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam; (2) mempersatukan pemudi Islam dalam satu susunan jama’ah

Sementara dalam pasal 5 tentang usaha, jam’iyyatul banat berus aha untuk ;(1) memperdalam pengetahuan agama islam dan pengetahuan agama islam dan pengetahuan yang di anggap perlu dan tidak bertentangan dengan ajaran islam di kalangan anggota dan wanita islam.(2)mengadakan da’wah dan memperluas syiar islam dan mendidik anggota untuk mengamalkanya, serta memberi teladan kepada umum terutama peemudi yang tidak faham tentang esehari-hari (3)mengusahakan terbentuknya cabang-cabang di seluruh indonesia (4) menjalankan usaha lain yang di benar Kan oleh islam.
Dalam organisasi terdapat 6 program kerja yaitu: (1) menyempurnakan sususan plimpinan mulai pusat sampai [3]Ranting.(2) memperbanyak anggota atau membentuk cabang. (3) mengadakan registrasi anggota. (4) menyempurnakan administrasi dari pusat keranting. (5) menyempurnakan bagian-bagian dengan usahanya. (6) peninjauan daru PP ke cabang.
Dalam bidang pendidikan terdapat program kerja, yaitu: (1) memilihara anggota dengan mengadakan tabligh-tabligh, khusus-khusus, dan pertemuan-pertemuan. (2) menyelenggaraktan pendidikan keagamaan, keibuan atau kewanitaan. (3) mengusahakan agar terjelma guru-guru Taman Kanak-kanak yang berjiwa islam dan berdirinya sekolah taman kanak-kanak tiap cabang. (4) membuat petunjuk atau tuntunan organisasi atau administrasi (5) mengdakan latihan atau kader ditiap-tiap cabang.
b.      Hima dan Himi Persis
Himpnan Mahasiswa (HIMA) dan Himpunan Mahasiswi  ( HIMI )di dirikan pada tanggal 24 Maret 1996 di cianjur dengan tujuan membentuk insan akademis, mujadid, revolusioner, dan kepribadian islami menurut Al-Qur’an dan As-Sunah. Tujuan tersebut di lakukan berbagai usaha anatara lain:(1)Hima Persis berusaha menghimpun dan mengembangkan potensi mahasiswa dalam upaya meningkatkan pembinaan mahasiswa dan masyarakat.(2)Membimbing,membina, dan menggerakan anggota guna  meningkatan fungsi HIMA PERSIS sebagai organisasi kader bagi masyarakat.(3)Berperan secara aktif, kreatif, konstruktif dan inovatif dalam mengembangkan pemikiran keagamaan , ilmu  pengetahuan dan teknologi bagikemaslahatan umat. (4)Menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi dan instansi.(5)Mengamalkan segala usaha yang selaras dengan tujuan organisasi
B.     Sejarah pesantren persis
Persatuan Islam adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits (sabda Nabi).

C.    Pendidikan Islam
Pendidikan formal pertama yang ada di lingkungan keluarga besar persatuan islam adalah pendidikan islam {pendis} yang didirikan oleh muhamad natsir.Organisasi tidak terlalu tepat pendis dikategorikan sebagai salah satu lembaga pendidikan “milik” persis karena di dalamnya terlibat tokoh-tokoh persis.Bahkan menjelang ditutup oleh jepang; pendis sempat menggunakan gedung milik persis. Di jl.lengkongkong besar 74 bandung .
Pendidikan islam bermula cita-cita dan idealisme natsir mengenai pendidikan islam dan umat islam setelah melihat kenyataan yang terjadi di lapangan saat itu.saat itu natsir masih duduk di AMS {Algemenee Midele school}di bandung dan telah cukup lama belajar agama dibawah bimbingan A.Hassan.Natsir melihat kenyataan bahwa tingakat kesejahteraan rakyat pribumi kebanyakan yang hampir semua umat islam jauh dibawah kejahteraan para penjajah belanda yang jelas-jelas telah menidas mereka.Lebih menyedihkan Natsir, banyak umat islam menganggap hal ini sebagai takdir tuhan yang harus mereka terima.
Pada bulan meret 1932, diselenggarakan pertemuan dengan kaum muslimin yang menaruh perhatian terhadap masalah pendidikan.Pertemuan ini[i] Menyepakati berdirinya lembaga pendidikanbernama”pendidikan islam” yang cikal bakalnya adalah kursus sore hari yang di rintis oleh Natsir. Usaha yang akan dilakukan oleh lembaga pendidikan ini adalah menyelenggarakan dan mengembangkan pelajaran-pelajaran ilmu modern yang dipadukan dengan pelajaran dan  pendidikan islam dalam arti yang seluas-luasnya adapu program yang dijalankanya antara lain:mendirikan sekolah-sekolah seperti [4]frobel school { taman kanak-kanak},HIS,MULO,serta pertukangan dan perdagangan: mengadakan asrama {internaat} mengadakan kursus-kursus dan ceramah-ceramah.{rosidi,1990:169}.selain itu dibuka pula kweekschool {sekolah guru}.Natsir sendiri dipercaya untuk menjadi ketua di lembaga “pendidikan islam”
Kurikulam pendidikan islam disusun untuk mencapai tujuan
a. Memenuhi kekurangan pelajaran untuk anak-anak muslim
b. Mengatur pelajaran dan pendidikan yang akan diberikan kepada ank-anak muslim itu dengan berdasar dan ber-ruh islam berikut prakteknya yang perlu dengan cara yang lebih rapi,
c. Mengatur segala didikan yang akan diberikan untuk menjaga agr anak-anak muslim tidak hanya bergantung untuk menjaga agar anak-anak muslim tidak hanya bergantung untuk menjadi pegawai sesudah lulus, melainkan sebisa-bisanya bekerja dengan tangan sendiri
sesuai dengan tujuanya, pendidikaan islam memang tidak secara khusus bertujuan mencetak ahli-ahli agama {ulama} tidak seperti pesantren persatuan islam-seperti yang akan dijelaskan oleh sebagian orang, jenjang-jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh pendis dianggap seperti pendidikan umum, hanya bermuatan islam.Ada kalanya orang tua murid yang mengharapkan anaknya memiliki pengetahuan agama lebih mendalam, pada sore hari memasukan anaknya kepesanteren persatuan islam {pesantren kecil}
pendidikan islam semakin lama semakin berkembang, bahkan pada tahun 1938 atas inisiatif alumnus-alumnus pendis bandung  sekolah model pendis ini sempat di buka di lima tempat lain di jawa barat juga di bangka dan kalimantan perjalanan tidak selamanya mulus.setelah beberapa bulan pindah kegunung yang lebih besar di jalan lengkong basar 16, penyongkong ke uangan trbesar pendis, haji muhamad yunus,meninggal.sejak saat itu pendis mulai merasakan kekurangan keuangan sampai-sampai diusir oleh pemilik gedung di jalan lengkong besar 16 itu karena tidak sanggup membayar sewa. Namun demikian natsir dan pendis-nya tetap bertahan dengan memanfaatkan gedung milik persatuan islam di jalan lengkong besar 70 bandung sampai akhirrnya ditutup oleh pemerintah jepang pada tahun 1942.
D.    Pesantren persatuan islam di bandung dan bangil
Pesantren Persatuan Islam pertama kali didirikan di Bandung di Masjid Persatuan Islam pada tahun 1936 (1 Dzulhijjah 1354 H) oleh Ustadz A. Hassan (sebagai  Kepala Pesantren dan Guru), M. Natsir (kelak pernah menjadi Perdana Mentri), R. Abdul Qadir dan Ustadz M. Ali Al-Hamidi (sebagai Guru) dengan jumlah siswa 40 orang dari hampir pelosok tanah air dan manca negara. Pesantren Inilah yang pada tahun 1940 dipindah ke Bangil hingga sekarang bersamaan dengan kepindahan sebagian besar pengurusnya.
Tujuan mendirkan Pesantren itu ialah akan mengeluarkan mubalighin yang sanggup menyiarkan, mengajar, membela, dan mempertahankan Agama mereka, agama Islam, dimana saja mereka berada.

·         Pesantren Putera di Bangil
Pesantren dipindahkan ke Bangil dalam permulaan bulan Maret 1940. Murid-murid yang belum mendapat pelajaran yang cukup waktu di Bandung dibawa pindah ke Bangil, untuk ditamatkan beberapa pelajaran lagi.Tahun 1941 adalah tahun mengembirakan sekaligus menyedihkan. Menggembirakan karena pada tahun itu muridnya berjumlah 12 orang yang sebagian besar berasal dari luar kota. Menyedihkan karena pada tahun itu pecah perang Jepang sehingga pesantren ditutup dan muridnya kembali ke daerah masing-masing. Santri dari luar pulau tidak bisa pulang pada tahun 1943 mendirikan pesantren kecil untuk anak-anak yang akhirnya pun harus ditutup pada tahun 1945 karena kondisi penjajahan yang tidak memungkinkan.
·         Pesantren Dalam Tahun 1950
Diakhir tahun 1950 (Oktober), sesudah keadaan dan suasana agak menyenangkan, atas permintaan banyak ibu-bapak murid-murid Pesantren dibuka kembali dengan sifat yang agak lebih luas dari yang sudah.
Dan itu menjadi perhatian kawan-kawan di Bangil, lalu diadakan panitia kecil terdiri dari dua tiga saudara untuk menyelenggarakannya. Pesantren
·         Dalam Tahun 1951
Pada tanggal 11 Juni 1951 terbentuklah satu Panitia Besar untuk menyelenggarakannya, terdiri dari saudara-saudara:
penaasehat
1.Moh.Natsir
2.Muhammad
bin Salim Nabhan
3. (Alm) A. Hassan
Ketua Umum
 Abdullah Nabhan
Wakil Ketua
Ahmad Bauzir[5]
Penulis
Hadikaslar
Bendahara
Moh. bin Salim Nabhan
Pembantu-pembantu
1.AbdurrahmanAl-Habsyi
2.Mulyosudarmo
3.AbdulMu'in
4.H.M.Qamar
5.A.Bajuri
6.NuruddinKarim
7.AbdulkadirHassan
8.H.Ismail
9. A. Karim Attamimi


Kini Pesantren Persis baik Putra maupun Putri telah berdiri megah di kota Bangil dengan fasilitas yang sangat mendukung proses belajar dan mengajar.
Bahkan perkembangan Pesantren ini tidak hanya menarik pelajar yang datang dari hampir seluruh pelosok Indonesia melainkan juga pelajar dai manca negara seperti Malaysia, Singapura, Malaysia, dll.

E.     Pesanteren persatuan islam pada zaman jepang sampai masa refolusi
Kedatangan jepang ke indonesia pada tahun 1942 membawa perubahan yang cukup signifikan dalam keehidupan yang bangsa indonesia,umumnya,dan umat islam,khususnya.perubahan itu bermula dari uasaha japanisasi indonesia oleh penguasa militer jepang di indonesia seperti yang di lakukanya dengan sukses terhadap taiwan, korea, dan manchuria. Hal pertama yang dilakukan dalam usaha japanisasi itu adalah menghapuskan penetrasi barat dan menghilangkan pengaruh arab.kedua pengaruh asing tersebut harus diganti dengabn semangat jepang. Bahkan.jepang menginginkan agar bahasa jepang menjadi sehari-hari {lingkua franca}di seluruh asia. Usah yang lain di lakukan adlah memperkenalkan segal sesuatu yang berbau jepang seperti buku-buku teks berbahasa jepang, istilah-istilah pemerintah dalam bahasa jepang, hari-hari besar jepang,dan sebagainya. Sai keirei yang di anggap perbuatan syirk {menyangkutkan tuhan }pun harus di lakukan oleh seluruh rakyat indonesia, tidak terkecuali umat islam, dalam setiap kegiatan sebagai penghormatan kepada kaisar jepang.
Dalam bidang pendidikan, kebijakaan jepang lebih ekstrim lagi. Japang menganggap bahwa pendidikan merupakan intrusmen paling penting untuk melakukan penetrasi ide dan kebudayaan  epang di tenggah-tenggah kehidupan bangsa indonesia.oleh sebab itu jepang menguasai kurikulum sekolah dengan tangan besi dan memasaksakan bahasa jepang sebagai pengganti bahasa belanda terhadap pendidikan islam, khususnya. Jepang bahkan menganggapnya sebagai memiliki bahaya yang potensial terutama bagi rakyat di perdesan bahaya di kemungkinkan besar karena anggapan jepang bahwa pendidikan islam sangat bermuatan arab yang bagi jepang sangat mengancam dan berbahaya.
Di porkmassikannya kemerdekan indonesia tanggal 17 agustus 1945,tidak hanya menadakan perubahan baru dalam peta politik nasioonal. Lebih darui itu, proklmasi mengawaliu sebuah revolusi sosial yang melibatkan seruruh rakyat dalam seuasana perang tidak hanya di jakarta, tapi ikut merembet ke kota-kota lain di seluruh nusantara, bahkan ke perdesaan-pardesan.di surabaya sempat terjadi pertempuran sangat hebat tanggal 10 november 1945 yang begitu terkenal dan menelan begitu banyak korban, baik dari pihak rakyat indonesia., maupun sekutu. Di bandung timbul peristiwa “bandung lautan api”.di sulawesi pembantaian rakyat yang sangat kejam oleh Westerling begtu memilaukan hati. Di medan, aceh, kalimantan,sulawesi , dan daerah- daerah lain dari suasana seperti itu.
Sejak zaman jepang, seluruh aktivitas persatuan   secara organistoris hampir hilang.aktivitas persatuan islam lebih menekankan pada aktivitas individual. Keadan itu semakin parah ketika revolusi meletus . hampir semua aktivis  persatuan islam ikut terlibat dalam hiruk pikuk revolusi. Keadann mulai mereda sekitar akhir tahun 1948.ketika perang mulai surut, para pengungsi telah mulai kembali ketempat asal masing-masing,saat itu para aktivis persatuan islam mulai berpikir untuk kembali membenahi persatuan islam yang kocar kacir selama pendudukan jepang dan meletusnya revolusi.
F.     Pengembangan Pesantren Persis Ke Daerah- Daerah Lain
Seperti telautkan, pada tahun 1963 bidang pendidikan persatuan islam mengkoordinasikan sekitar 20 pesantren  yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat dan wilayah lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya hingga tahun 1980 terdapat 78 pesantren di berbagai daerah. Sampai saat itu, selain Pesantren Persatuan Islam Bandung dan Bangil, tidak ada yang termasuk dalam kategori besar. Rata-rata jenjeng yang di buka hanya tingkat ibtidaiyyah dan beberapa pesantren memiliki tingkat tsanawiyyah. Untuk melanjutkan pendidikan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (mu’allimin), mereka harus mengirimkan santrinya ke Bandung atau ke Bangil. Baru antara tahun 80 sampai 90-an muncul beberapa pesantren yang cukup besar (memiliki santri lebih dari 1000 orang) seperti Pesantren Persatuan Islam no. 19 Bentar Garut, Pesantren Persatuan no. 67 Benda Tasikmalaya, Pesantren Persatuan Islam no. 76 Tarogong Garut. Pesantren-pesantren besar ini biasanya membuka kelas mu’allimin. Dengan demikian sampai tahun 1983, pesantren yang tergolong besar praktis hanya pesantren persatuan islam pajagalan bandung dan pesantren persatuan islam Bangil.
Dalam beberapa kasus, berdirinya pesantren-pesantren Islam di berbagai daerah dirintis oleh para alumni pesantren persatuan islam Bandung atau Bangil. Kasus ini dapat dilihat misalnya pesantren  persatuan islam no. 67 Benda Tasikmalaya dan pesantren persatuan islam no. 32 Ciawi Tasikmalaya. Pesantren Benda dirintis oleh  Aminullah (alm), salah seorang murid A. Hassan saat di Bandung. Sedangkan sedangkan pesantren Ciawi didirikan oleh Suraedi, alumni pesantren persatuan islam bandung tahun 50-an, pada tahun 60-an. Selain di tasikmalaya, di banjaran kabupaten bandung , terdapat pesantren persatuan islam yang didirikan oleh alumni pesantren persatuan islam bandung, yaitu Entang Sulaeman. Setelah zaman revolusi, Entang Sulaiman yang pernah sekolah di pendis dan nyantri di pesantren kecil tidak melanjutkan sekolah sampai tingkat mu’allimin, ia memilih untuk membuka pesantren di banjaran. Pesantren [6]itu kini terletak di Jl. Pajagalan banjaran bandung. Selain ketiga pesantrentersebut, banyak pesantren di daerah-daerah lain yang sengaja dibuka oleh para alumnipesantren persatuan islam sendiri, terutama bandung dan bangil.
Ada pula pesantren yang didirikan oleh anggota pesantren persatuan islam yang mendirikan cabang persatuan islam didaerahnya. Selain mendirikan cabang, mereka pun membuka pesantren. Sebagai tenaga pengajar biasanya didatangkan santri-santri pesantren persatuan islam yang telah   pendidikannya


















Keadan itu semakin parah ketika revolusi meletus . hampir semua aktivis  persatuan islam ikut terlibat dalam hiruk pikuk revolusi. Keadann mulai mereda sekitar akhir tahun 1948.ketika perang mulai surut, para pengungsi telah mulai kembali ketempat asal masing-masing,saat itu para aktivis persatuan islam mulai berpikir untuk kembali membenahi persatuan islam yang kocar kacir selama pendudukan jepang dan meletusnya revolusi.
-          Pengembangan Pesantren Persis Ke Daerah- Daerah Lain
Seperti telautkan, pada tahun 1963 bidang pendidikan persatuan islam mengkoordinasikan sekitar 20 pesantren  yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat dan wilayah lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya hingga tahun 1980 terdapat 78 pesantren di berbagai daerah. Sampai saat itu, selain Pesantren Persatuan Islam Bandung dan Bangil, tidak ada yang termasuk dalam kategori besar. Rata-rata jenjeng yang di buka hanya tingkat ibtidaiyyah dan beberapa pesantren memiliki tingkat tsanawiyyah. Untuk melanjutkan pendidikan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (mu’allimin), mereka harus mengirimkan santrinya ke Bandung atau ke Bangil. Baru antara tahun 80 sampai 90-an muncul beberapa pesantren yang cukup besar (memiliki santri lebih dari 1000 orang) seperti Pesantren Persatuan Islam no. 19 Bentar Garut, Pesantren Persatuan no. 67 Benda Tasikmalaya, Pesantren Persatuan Islam no. 76 Tarogong Garut. Pesantren-pesantren besar ini biasanya membuka kelas mu’allimin. Dengan demikian sampai tahun 1983, pesantren yang tergolong besar praktis hanya pesantren persatuan islam pajagalan bandung dan pesantren persatuan islam Bangil.
Dalam beberapa kasus, berdirinya pesantren-pesantren Islam di berbagai daerah dirintis oleh para alumni pesantren persatuan islam Bandung atau Bangil. Kasus ini dapat dilihat misalnya pesantren  persatuan islam no. 67 Benda Tasikmalaya dan pesantren persatuan islam no. 32 Ciawi Tasikmalaya. Pesantren Benda dirintis oleh  Aminullah (alm), salah seorang murid A. Hassan saat di Bandung. Sedangkan sedangkan pesantren Ciawi didirikan oleh Suraedi, alumni pesantren persatuan islam bandung tahun 50-an, pada tahun 60-an. Selain di tasikmalaya, di banjaran kabupaten bandung , terdapat pesantren persatuan islam yang didirikan oleh alumni pesantren persatuan islam bandung, yaitu Entang Sulaeman. Setelah zaman revolusi, Entang Sulaiman yang pernah sekolah di pendis dan nyantri di pesantren kecil tidak melanjutkan sekolah sampai tingkat mu’allimin, ia memilih untuk membuka pesantren di banjaran. Pesantren [7]itu kini terletak di Jl. Pajagalan banjaran bandung. Selain ketiga pesantrentersebut, banyak pesantren di daerah-daerah lain yang sengaja dibuka oleh para alumnipesantren persatuan islam sendiri, terutama bandung dan bangil.
Ada pula pesantren yang didirikan oleh anggota pesantren persatuan islam yang mendirikan cabang persatuan islam didaerahnya. Selain mendirikan cabang, mereka pun membuka pesantren. Sebagai tenaga pengajar biasanya didatangkan santri-santri pesantren persatuan islam yang telah   pendidikannya











































Tidak ada komentar:

Posting Komentar