Kamis, 21 Mei 2015

Makalah Motivasi




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan proses pembentukan kemanusiaan. Pendidikan juga adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian, pendidikan sering terjadi dibawah bimingan orang lain, tetapi memungkinkan juga secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan . pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
pendidikan biasanya identik dengan pembingbing atau seorang guru.
Seorang guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam anggung sejarah kehidupan manusia.
Seperti yang disebutkan diatas seorang guru sangat berperan penting terhadap muridnya, dibalik seorang murid yang sukses pasti ada di belakangnya guru yang sangat luar biasa, untuk itu untuk menghasilkan seorang guru yang luar biasa itu ada beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru, yaitu seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual yang memadai, kemudian seorang guru harus bisa memahami visi dan misi pendidikan, seorang guru harus mempunyai keahlian dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi pembelajaran, seorang guru harus bisa psikologi perkembangan anak didiknya, seorang guru harus mempunyai kemampuan mengorganisasi dan mencari pemecahan permasalahan atau prolem solving, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Jika dilihat dri ulasan tadi syarat seorang guru dilihat dari segi umumnya sedangkan syarat seorang guru dalam perspektif Islam adalah seorang guru harus selalu istiqomah, harus mempunyai sikap khauf, harus senantiasa bersifat wara’, kemudian bersikap tawadhuk, kemudian seorang guru harus selalu bersikap khusyuk, bersikap zuhud, dan lain-lain.
     Salah satu tugas seorang guru adalah untuk memotivator, tidak sedikit dari beberapa siswa ada yang mempunyai masalah dalam belajar seperti misalnya malas belajar dan masalah belajar yang lainnya. Disini peran seorang guru sangat penting terhadap muridnya, bagaimana cara seorang guru memotivasi muridnya agar murid ini tergugah, bagaimana dampak dari murid ini setelah mendengar motivasi dari gurunya. Dalam permsalahan ini, untuk itu penulis ingin membahas mengenai Cara Memotivasi Siswa.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian motivasi ?
2.      Apa prinsip motivasi belajar ?
3.      Apa fungsi motivasi ?
4.      Apa bentuk atau macam-macam motivasi ?
C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui pengertian motivasi
2.      Untuk mengetahui prinsip motivasi belajar
3.      Untuk mengetahui fungsi motivasi
4.      Untuk mengetahui bentuk atau macam-macam motivasi










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[1]
Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun pada intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi didalam diri seseorang menjadi bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donal mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajarnya. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi didalam membimbing belajar murid. Berbagai macam teknik, misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peran kehormatan, piagam prestasi, pujian dan celaan telah digunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada kalanya, guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Bukan hanya sekolah yang berusaha memberikan motivasi kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan, orang tua atau keluargapun harus berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka.
B.     beberapa prinsip motivasi belajar
ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, seperti dalam uraian berikut.
v  Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar. Seseorang melakukan aktifitas belajar, karena ada yang mendorongnya. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktifitas belajar dalam rentang waktu tertentu.oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar seseorang.
v  Motivasi intrinsik, yaitu motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena didalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
v  Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meski hukuman tetap[ diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun. Tetapi, pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
v  Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, anak didik belajar. Karena bila tidak belajar, berarti anak didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memenfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi tersebut tidak ditumbuh kembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan.
v  Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang menpunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi di hari-hari mendatang.
v  Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Berbagai hasil penellitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik-buruknya prestasi belajar seorang anak didik[2]

C.     Jenis-jenis Motivasi
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi  anak sehingga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut.
a.       Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
b.      Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.
Usaha membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik.
Ø  Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
Ø  Pace making (membuat tujuan sementar atau dekat): pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
Ø  Tujuan yang jelas: motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
Ø  Kesempurnaan untuk sukses: kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
Ø  Minat yang besar: motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
Ø  Mengadakan penilaian atau tes: pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jika, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.[3]

Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Tidak ada kata menyerah sampai titik darah penghabisan. Allah selalu menyayangi hama-Nya dan berjanji memberikan jalan kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sebelum orang itu berusaha keras mengubah takdirnya sendiri.
Kisah orang sukses bisa menjadi inspirasi murid dalam mengukir cita-cita hidupnya. Guru harus jeli memberikan kisah hidup orang sukses kepada murid-muridnya, sehingga mereka bangkit dari keterpurukan, keputusasaan.
Sebagai seorang motivator, guru adalah psikolog yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya, sehingga mengetahui kondisi lahir batinnya. Dan, dari pengetahuan ini, seorang guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak didiknya.
Ketika anak didikna mengantuk di dalam kelas, tidak semangat, dan keletihan menerima pelajaran dari pagi sampai siang, guru yang cerdas akan mampu membaca situasi ini. Ia akan menyegarkan dulu pikiran anak didik dengan cerita dan motivasi hidup orang-orang sukses, setelah itu baru melanjutkan pelajaran dengan tenang dan energik.
Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik (2008), memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena berfungsi mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip motivasi belajar sangaat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri.
Di bawah ini, akan diuraikan beberapa prinsip dan motivasi belajar supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran, khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar.
a)      Kebermaknaan
Siswa akan suka dan termotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Sebenarnya, kebermaknaan bersifat personal, karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai suatu yang bermakna. Agar suatu pelajaran bisa bermakna, seorang  guru bisa mengaitkan pelajrannya dengan ,asa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
b)      Modelling
Siswa akansuka memperoleh tingkah laku baru disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarakannya dalam entuk tingkah laku model, bukan hanya dengan menceritakannya dalam lisan. Dengan model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. Beberapa eyunjuk yang perlu diperhatikan adlah sebagai berikut.
§  Menetapkan aspek-aspek penting dari tingkah laku yang akan dipertunjukan sebagai model. Jelaskan setiap tahap dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh siswa.
§  Sisa dapat menirukan model yang telah ditunjukan, hendaknya diberikan penghargaan.
§  Model harus diamati sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri.
§  Jangan sampai tingkah laku model berbenturan dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.
§  Modelling disajikan dalam teknik mengajar atau dalam keterampilan-keterampilan sosial.[4]  

D.    Fungsi motivasi dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti akan ditemukan anak didik yang mals berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana. Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru  dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Ketidak minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik enggan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda ahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi instrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan banatuan yang tidak bisa ditunda-tunda. Guru harus memeberikan suntikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik. Sehingga, dalam bantuan itu, anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Bila motivasi ekstrinsik yang diberikan itu dapat membantu anak didik keluar dari lingkungan masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan baik oleh guru. Eranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak didik.
Baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi buatan ketiganya menyatu dalam sikap dan ada implikasi nyata dalam perbuatan. Dorongan adalah penomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.
Karena itulah, baik dorongan atau penggerak mauoun penyeleksi marupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Menurut Imam Musbikin ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
·         Motivasi sebagai pendorong buatan, pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar. Tetapi, karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sifat yang harusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
·         Motivasi sebagai penggerak buatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelam dalam bentuk gerakan psikofisik. Dalam hal ini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap raga dan jiwa. Sikap berada dalam kepastian perbuatan, sedangkan akal-pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga betul isi yang dikandung.
·         Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang mesti diabaikan. Seseorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari sesuatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkn dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatau yang dicari itu. Sesuatu yang ingin dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar tersebut merupakan pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.[5]





E.     Bentuk Motivasi
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik dangat diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu yang tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membingbing anak didik dalam belajar. Hal ini perlu disadari oleh guru. Untuk itu, seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah belajar, meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaranpun tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif sungkat, sesuai dengan target yang dirumuskan, oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik, sehingga gairah belajarnya menurun.
Berikut bentuk motivasi yang dikemukakan oleh Imam Musbikin yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar kepada peserta didik di kelas,
§  Memberikan angka, angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun guru, harus harus menyadari angka atau nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif. Bisa saja nilai itu bertentangan dengan efektifitas belajar anak didik. Untuk itu, guru perlu memberikan nilai yang menyentuh aspek efektif dan keterampilan yang diperlihatkan anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik dalam bentuk formatif atau sumutatif.
§  Hadiah, dalam dunia oendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat untuk memberikan motivasi. Hadiah dapat diberian kepada anak didik yang berprestasi.
§  Kompetisi, kompetisi adlah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbetuk, maka setiap anak didik terlibat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri mereka masing-masing dalam aktivitas belajar.
§  Ego involvement, menumbuhkan kesdaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan, sehingga bekerja keras dengan memperthankan harga diri adlah sutu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik adlah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
§  Memberikan ulangan, ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi, sehingga anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ilangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotiivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak didik.
§  mengetahui hasil. Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi, bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi akan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi yang melebihi prestasi belajar diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadian anak didik giat belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai dengan harapan.
§  Pujian, pujian diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai lat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan  motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerjaan anak didik.
§  Hukuman, meski hukuman sebagai inforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik, dan bertujuan memperbaiki sikap atau perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga, dengan hukuman yang diberikan itu, anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Akan lebih bai bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang. [6]























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·      Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
·      Prinsip Motivasi adalah :
ü  Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar
ü  Motivasi intrinsic
ü  Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
ü  Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
ü  Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
ü  Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
·       Jenis Motivasi adalah :
ü  Motivasi Ekstrinsik
ü  Motivasi Intrinsik
·       Fungsi motivasi dalam belajar adalah :
ü Motivasi sebagai pendorong buatan
ü Motivasi sebagai penggerak buatan
ü Motivasi sebagai pengarah buatan
·       Bentuk Motivasi adalah :
ü  Memberikan Angka
ü  Hadiah
ü  Kompetesi
ü  Ego involvement
ü  Memberikan ulangan
ü  Mengetahui hasil
ü  Pujian
ü  Hukuman

DAFTAR PUSTAKA

Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, Jogjakarta : Laksana, 2012
Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inofatif,  Jogjakarta: DIVA Press,2013
Drs.Moh.Uzer Usman, menjadi guru profesional, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011








[1] Drs.Moh.Uzer Usman, menjadi guru profesional, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), hlmn. 1

[2] Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn. 102
[3] Drs.Moh.Uzer Usman, menjadi guru profesional, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), hlmn. 3
[4] Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inofatif, (Jogjakarta: DIVA Press,2013), cet.ke-9,  hlmn.48
[5]  Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn. 101
[6] Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn. 120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar