BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
merupakan proses pembentukan kemanusiaan. Pendidikan juga adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian,
pendidikan sering terjadi dibawah bimingan orang lain, tetapi memungkinkan juga
secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berfikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan . pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
pendidikan
biasanya identik dengan pembingbing atau seorang guru.
Seorang guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Peran guru
sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi menjadi
impian hidup anak didiknya di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada
guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber
stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan,
menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam
anggung sejarah kehidupan manusia.
Seperti yang disebutkan
diatas seorang guru sangat berperan penting terhadap muridnya, dibalik seorang
murid yang sukses pasti ada di belakangnya guru yang sangat luar biasa, untuk
itu untuk menghasilkan seorang guru yang luar biasa itu ada beberapa syarat
yang harus dimiliki seorang guru, yaitu seorang guru harus memiliki kemampuan
intelektual yang memadai, kemudian seorang guru harus bisa memahami visi dan
misi pendidikan, seorang guru harus mempunyai keahlian dalam mentransfer ilmu
pengetahuan atau metodologi pembelajaran, seorang guru harus bisa psikologi
perkembangan anak didiknya, seorang guru harus mempunyai kemampuan
mengorganisasi dan mencari pemecahan permasalahan atau prolem solving,
kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Jika dilihat dri ulasan tadi syarat
seorang guru dilihat dari segi umumnya sedangkan syarat seorang guru dalam
perspektif Islam adalah seorang guru harus selalu istiqomah, harus mempunyai
sikap khauf, harus senantiasa bersifat wara’, kemudian bersikap
tawadhuk, kemudian seorang guru harus selalu bersikap khusyuk, bersikap zuhud,
dan lain-lain.
Salah satu tugas seorang guru adalah untuk memotivator, tidak
sedikit dari beberapa siswa ada yang mempunyai masalah dalam belajar seperti
misalnya malas belajar dan masalah belajar yang lainnya. Disini peran seorang
guru sangat penting terhadap muridnya, bagaimana cara seorang guru memotivasi
muridnya agar murid ini tergugah, bagaimana dampak dari murid ini setelah
mendengar motivasi dari gurunya. Dalam permsalahan ini, untuk itu penulis ingin
membahas mengenai Cara Memotivasi Siswa.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian motivasi ?
2. Apa
prinsip motivasi belajar ?
3. Apa
fungsi motivasi ?
4. Apa
bentuk atau macam-macam motivasi ?
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetahui pengertian motivasi
2. Untuk
mengetahui prinsip motivasi belajar
3. Untuk
mengetahui fungsi motivasi
4. Untuk
mengetahui bentuk atau macam-macam motivasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau
organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku
atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[1]
Banyak para ahli yang mengemukakan
pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun
pada intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi didalam
diri seseorang menjadi bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donal mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar,
motivasi sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, tak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas
belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan
motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajarnya. Namun
seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar
dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu,
motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri
seseorang sebagai subjek belajar.
Guru-guru sangat menyadari pentingnya
motivasi didalam membimbing belajar murid. Berbagai macam teknik, misalnya
kenaikan tingkat, penghargaan, peran kehormatan, piagam prestasi, pujian dan
celaan telah digunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada
kalanya, guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Bukan hanya sekolah yang berusaha
memberikan motivasi kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan, orang tua
atau keluargapun harus berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka.
B.
beberapa prinsip
motivasi belajar
ada beberapa prinsip motivasi dalam
belajar, seperti dalam uraian berikut.
v Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar. Seseorang melakukan
aktifitas belajar, karena ada yang mendorongnya. Bila seseorang sudah
termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktifitas belajar dalam
rentang waktu tertentu.oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktifitas belajar seseorang.
v Motivasi
intrinsik, yaitu motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang
dari luar, karena didalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
v Motivasi
berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meski hukuman tetap[ diberlakukan
dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan
berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk
apapun. Tetapi, pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada tempat
dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
v Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa
dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu
pengetahuan. Oleh karena itulah, anak didik belajar. Karena bila tidak belajar,
berarti anak didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk
mengembangkan diri dengan memenfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila
potensi tersebut tidak ditumbuh kembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan.
v Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang menpunyai motivasi dalam
belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia
yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna
tidak hanya kini, tetapi di hari-hari mendatang.
v Motivasi
melahirkan prestasi dalam belajar. Berbagai hasil penellitian selalu
menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya
motivasi selalu dijadikan indikator baik-buruknya prestasi belajar seorang anak
didik[2]
C.
Jenis-jenis
Motivasi
Tugas guru adalah membangkitkan
motivasi anak sehingga ia mau belajar.
Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat
pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut.
a. Motivasi
intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas
kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh
karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
b. Motivasi
ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh
orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.
Usaha
membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai
cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
menumbuhkan motivasi intrinsik.
Ø Kompetisi
(persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
Ø Pace
making (membuat tujuan sementar atau dekat): pada awal kegiatan belajar
mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang
akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK
tersebut.
Ø Tujuan
yang jelas: motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan,
makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula
motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
Ø Kesempurnaan
untuk sukses: kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan
terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya.
Dengan demikian, guru hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
Ø Minat
yang besar: motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
Ø Mengadakan
penilaian atau tes: pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan
memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa
yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan
bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan
menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jika, angka atau nilai itu merupakan
motivasi yang kuat bagi siswa.[3]
Sebagai seorang
motivator, seorang guru
harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya,
dan bagaimanapun berat tantangannya. Tidak ada kata menyerah sampai titik darah
penghabisan. Allah selalu menyayangi hama-Nya dan berjanji memberikan jalan
kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sebelum orang itu
berusaha keras mengubah takdirnya sendiri.
Kisah orang
sukses bisa menjadi inspirasi murid dalam mengukir cita-cita hidupnya. Guru
harus jeli memberikan kisah hidup orang sukses kepada murid-muridnya, sehingga
mereka bangkit dari keterpurukan, keputusasaan.
Sebagai seorang
motivator, guru adalah psikolog yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak
didiknya, sehingga mengetahui kondisi lahir batinnya. Dan, dari pengetahuan
ini, seorang guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak
didiknya.
Ketika anak
didikna mengantuk di dalam kelas, tidak semangat, dan keletihan menerima
pelajaran dari pagi sampai siang, guru yang cerdas akan mampu membaca situasi
ini. Ia akan menyegarkan dulu pikiran anak didik dengan cerita dan motivasi
hidup orang-orang sukses, setelah itu baru melanjutkan pelajaran dengan tenang
dan energik.
Seperti yang
dikatakan oleh Oemar Hamalik (2008), memotivasi belajar penting artinya dalam
proses belajar siswa, karena berfungsi mendorong, menggerakan, dan mengarahkan
kegiatan belajar. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip motivasi belajar sangaat erat
kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri.
Di bawah ini,
akan diuraikan beberapa prinsip dan motivasi belajar supaya mendapat perhatian
dari pihak perencanaan pengajaran, khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan
belajar.
a) Kebermaknaan
Siswa akan suka dan
termotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu
baginya. Sebenarnya, kebermaknaan bersifat personal, karena dirasakan sebagai
sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada kemungkinan pelajaran yang
disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai suatu yang bermakna. Agar suatu
pelajaran bisa bermakna, seorang guru
bisa mengaitkan pelajrannya dengan ,asa lampau siswa, tujuan-tujuan masa
mendatang, minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
b) Modelling
Siswa akansuka
memperoleh tingkah laku baru disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih
mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarakannya dalam entuk
tingkah laku model, bukan hanya dengan menceritakannya dalam lisan. Dengan
model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan
oleh guru. Beberapa eyunjuk yang perlu diperhatikan adlah sebagai berikut.
§ Menetapkan
aspek-aspek penting dari tingkah laku yang akan dipertunjukan sebagai model.
Jelaskan setiap tahap dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh
siswa.
§ Sisa
dapat menirukan model yang telah ditunjukan, hendaknya diberikan penghargaan.
§ Model
harus diamati sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri.
§ Jangan
sampai tingkah laku model berbenturan dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa
sendiri.
D. Fungsi
motivasi dalam belajar.
Dalam
kegiatan belajar mengajar pasti akan ditemukan anak didik yang mals
berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif
berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan
santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana.
Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara
mendengarkan penjelasan guru dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Ketidak
minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik
enggan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda ahwa
anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi
instrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan banatuan yang tidak bisa
ditunda-tunda. Guru harus memeberikan suntikan dalam bentuk motivasi
ekstrinsik. Sehingga, dalam bantuan itu, anak didik dapat keluar dari kesulitan
belajar.
Bila
motivasi ekstrinsik yang diberikan itu dapat membantu anak didik keluar dari
lingkungan masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan
baik oleh guru. Eranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan
fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah akurat untuk menciptakan iklim belajar
yang kondusif bagi anak didik.
Baik
motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi buatan ketiganya menyatu dalam sikap dan
ada implikasi nyata dalam perbuatan. Dorongan adalah penomena psikologis dari
dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang
akan dilakukan.
Karena itulah, baik
dorongan atau penggerak mauoun penyeleksi marupakan kata kunci dari motivasi
dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Menurut
Imam Musbikin ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
·
Motivasi sebagai
pendorong buatan, pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar.
Tetapi, karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Jadi, motivasi berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sifat yang harusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
·
Motivasi sebagai
penggerak buatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelam dalam
bentuk gerakan psikofisik. Dalam hal ini anak didik sudah melakukan aktivitas
belajar dengan segenap raga dan jiwa. Sikap berada dalam kepastian perbuatan,
sedangkan akal-pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana,
prinsip, dalil, dan hukum, sehingga betul isi yang dikandung.
·
Motivasi sebagai
pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang mesti diabaikan.
Seseorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari sesuatu mata pelajaran
tertentu, tidak mungkn dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan
sesuatau yang dicari itu. Sesuatu yang ingin dicari anak didik merupakan tujuan
belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar tersebut merupakan pengarah yang
memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.[5]
E. Bentuk
Motivasi
Dalam
proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi
ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi
ekstrinsik dangat diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang berminat
mengikuti pelajaran dalam jangka waktu yang tertentu. Peranan motivasi
ekstrinsik cukup besar untuk membingbing anak didik dalam belajar. Hal ini
perlu disadari oleh guru. Untuk itu, seorang guru biasanya memanfaatkan
motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah
belajar, meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan
dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar
anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang
harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaranpun tidak akan tercapai dalam waktu
yang relatif sungkat, sesuai dengan target yang dirumuskan, oleh karena itu,
pemahaman mengenai kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna
mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik, sehingga gairah belajarnya
menurun.
Berikut
bentuk motivasi yang dikemukakan oleh Imam Musbikin yang dapat dimanfaatkan
dalam rangka mengarahkan belajar kepada peserta didik di kelas,
§ Memberikan
angka, angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar
untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun guru, harus harus
menyadari angka atau nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil
yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif.
Bisa saja nilai itu bertentangan dengan efektifitas belajar anak didik. Untuk
itu, guru perlu memberikan nilai yang menyentuh aspek efektif dan keterampilan
yang diperlihatkan anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di
sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik
dalam bentuk formatif atau sumutatif.
§ Hadiah,
dalam dunia oendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat untuk memberikan
motivasi. Hadiah dapat diberian kepada anak didik yang berprestasi.
§ Kompetisi,
kompetisi adlah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Bila iklim belajar yang
kondusif terbetuk, maka setiap anak didik terlibat dalam kompetisi untuk
menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik
sebagai individu melibatkan diri mereka masing-masing dalam aktivitas belajar.
§ Ego involvement, menumbuhkan
kesdaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai suatu tantangan, sehingga bekerja keras dengan memperthankan harga diri
adlah sutu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik adlah simbol kebanggaan dan
harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik
akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
§ Memberikan
ulangan, ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi, sehingga anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh
karena itu, ilangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotiivasi anak
didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat
digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan
tidak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak didik.
§ mengetahui
hasil. Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi, bagi anak
didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi akan meningkatkan
intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi yang melebihi prestasi belajar
diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadian anak didik giat
belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik
merasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai dengan harapan.
§ Pujian,
pujian diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai lat motivasi.
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa
memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan
dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerjaan anak didik.
§ Hukuman,
meski hukuman sebagai inforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan
dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang
dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik, dan bertujuan memperbaiki sikap
atau perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga, dengan hukuman yang
diberikan itu, anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Akan
lebih bai bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang. [6]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
· Motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
· Prinsip Motivasi
adalah :
ü Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar
ü Motivasi
intrinsic
ü Motivasi
berupa pujian lebih baik daripada hukuman
ü Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
ü Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
ü Motivasi
melahirkan prestasi dalam belajar
·
Jenis Motivasi adalah :
ü
Motivasi Ekstrinsik
ü
Motivasi Intrinsik
·
Fungsi motivasi
dalam belajar adalah :
ü
Motivasi sebagai
pendorong buatan
ü
Motivasi sebagai
penggerak
buatan
ü
Motivasi sebagai
pengarah
buatan
·
Bentuk Motivasi adalah :
ü
Memberikan Angka
ü
Hadiah
ü
Kompetesi
ü
Ego involvement
ü
Memberikan ulangan
ü
Mengetahui hasil
ü
Pujian
ü
Hukuman
DAFTAR PUSTAKA
Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar,
Jogjakarta : Laksana, 2012
Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan
inofatif, Jogjakarta:
DIVA Press,2013
Drs.Moh.Uzer Usman, menjadi guru profesional,
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011
[1]
Drs.Moh.Uzer
Usman, menjadi guru profesional, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011),
hlmn. 1
[2] Imam Musbikin, Mengatasi
anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn.
102
[3] Drs.Moh.Uzer
Usman, menjadi guru profesional, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011),
hlmn. 3
[4] Jamal Ma’mur
Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inofatif, (Jogjakarta:
DIVA Press,2013), cet.ke-9, hlmn.48
[5] Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok
sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn. 101
[6] Imam Musbikin, Mengatasi
anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn.
120
Tidak ada komentar:
Posting Komentar