Rabu, 29 Oktober 2014

Konsep Perencanaan Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perencanaan pembelajaran didasari oleh beberapa konsep. Konsep-konsep itu dibahas pada awal usaha menguraikan perencanaan pendidikan ini, dengan maksud agar pemahaman tentang perencanaan lebih mudah dan lebih mendalam.
Selain itu setiap uraian yang didasari oleh konsep tertentu mempunyai ciri tersendiri, walaupun uraian itu mempunyai tujuan yang sama. Dengan demikian konsep-konsep yang dipilih akan memberikan warna kepada perencanaan ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas penjelasan tentang konsep perencanaan pembelajaran.
B.            Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian konsep perencanaan pembelajaran ?
2.    Apa saja langkah-langkah dan manfaat dari perencanaan pembelajaran ?
3.    Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran ?
C.                Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pengertian konsep perencanaan pembelajaran.
2.    Mengetahui langkah-langkah dan manfaat dari perencanaan pembelajaran.
3.    Mengetahui karakteristik perencanaan pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian konsep perencanaan pembelajaran
Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1.    Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
2.    Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
3.    Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[1]
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan evaluasi[2].
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang, tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang komplek.
Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1.    Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2.    Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3.    Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.    Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5.    Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.
6.    Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik[3].
Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
1.    Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.
2.    Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of educational invesment and the other development actions based on a consideration of economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3.    Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya[4].
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.
B.       Karakteristik perencanaan pendidikan
Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan pemahaman tentang pembelajaran. Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam kaitanya dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena yang menjadi muara garapannya adalah manusia. Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran dalam perannya dalam proses pembangunan,maka perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri seperti antara lain :
1.    Perencanaan pembelajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakatnya.
2.    Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk memngembangkan segala potensi pesrta didik se-optimal mungkin.
3.    Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta didik.
4.    Perencanaan pembelajaran harus komprehensip dan sistematis dalam arti tidak praktikal atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta di susun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
5.    Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa program pendidikan haruslah di tujukan untuk membantu mempersiapakan man power (SDM) yang di butuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.
6.    Perencanaan pembelajaran harus di kembangkan dengan memperhatikan keterkaitanya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
7.    Perencanaan pembelajaran harus menggunakan resources secermat mungkin karena resources yang tersedia adalah langka.
8.    Perencanaan pembelajaran haruslah berorientasi kepada masa datang, karena pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi masa depan.
9.    Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.
10.                        Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung[5].
C.      Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1.    Tujuan :
Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
2.    Fungsi :
a.    Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b.    Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
c.     keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
d.   Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar
e.    Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan- bahan yang up to date kepada siswa.
D.      Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran
Perlunya perencanana pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perebaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.    Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembe­lajaran.
2.    Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatansistem.
3.    Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4.    Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan.
5.    Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6.    Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
7.    Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8.    Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran:
1.    Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
2.    Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsistensi pada hasil pembelajaran.
3.    Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
E.       Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1.    Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.    Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiapunsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.    Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.    Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5.    Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.    Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
1.    Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pelajaran.
Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dan pemberian materi pelajaran yang terlalu banyak.
2.    Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai mengajarkan suatu mata pelajaran.
Dengan kom­petensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3.    Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempurnaan siswa.
4.     Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksa­naan akreditasi akan lebih dipermudah dengan menggunakan tolok ukur standar kompetensi
5.    Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasar pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain.
6.    Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan belajarnya.
7.    Meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun, divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat digunakan untuk mempertanggung-jawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.
8.    Memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kom­petensi yang lebih spesifik dan terperinci, sekolah/madrasah dapat mengeluarkan sertifikat atau transkrip yang menyata­kan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.
F.       Jenis-jenis Perencanaan
1.      Silabus
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
2.      Standar Kompetensi
Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam suatu bidang pengembangan.
3.      Kompetensi Dasar
Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan peserta didik
4.      Hasil Belajar
Merupakan pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
5.      Indikator
Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
6.      Perencanaan Semester
Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
7.      Perencanaan Mingguan
Disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.
8.      Perencanaan Harian
Disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertianpengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.
Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsure-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan faktor-faktor yang lain.
Demikian makalah yang kami susun, tentunya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan juga bermanfaat.









DAFTAR PUSTAKA
1.      Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
2.      Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
3.      Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
4.      http://mardiatiaceh.wordpress.com/2013/05/09/makalah-perencanaan-pembelajaran/.29 September 2013, 11.30 WIB.
5.      Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 101-102



[1] Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 4.
[2] http://mardiatiaceh.wordpress.com/2013/05/09/makalah-perencanaan-pembelajaran/.29 September 2013, 11.30 WIB
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm.16-17.
[4] Udin, Perencanaan, hlm. 8.

[5] Udin,perencanaan,hlm.13-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar