A.
KONSEP
AGAMA
1. Pengertian
Agama
Agama
brasal dari kata Gam yang berarti
pergi.Ketika memakai awalan a,i,atau u yang panjang dan berahiran a,maka artinya menjadi jalan.Maksudnya jalan kehidupan,jalan
agar sampai kepada Tuhan.
Menurut
Ar-Raghib Al-Asfahani Agama ( Din )
adalah ta’at dan balasan.Secara
khusus Islam memberikan definisi yaitu:
”
Nama sesuatu yang disyari’atkan Allah kepada hamba-hambanya,melalui lisan para
Nabi untuk menghampirkan mereka kehadirat Allah”.
2. Klasifikasi
Agama
Ahmad Abdullah Al-Masdoosi
mengklasifikasikan Agama menjai tiga bagian,yaitu:
a. Revealed
and Non Revealed ( Agama wahyu dan Non wahyu )
Adalah
Agama yang mendasarkan ajaranya pada pesan-pesan yang disampaikan para Nabi
melalui kitab-kitabnya dari Tuhan yang sama.
b. Missionary
and Non Missionary ( Agama Misi dan Non Misi )
Adalah
Agama yang menyebarkan ajaranyakepada bangsa yang lain.
c. Geoghraphical
Racial and Universal ( Agama Rasial Geografikal dan Universal )
Dilihat
dari segi Rasial dan Goografikal Agama dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
· Semitik
· Arya
· Monggolian
Sedangkan menurut Endang Anshari
Agama dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
· Agam
Samawi
· Agama
Ardli
3. Islam
Sebagai Agama
Allah
SWT menegaskan bahwa Agama yang diterima disinya adalah Islam.Allah Berfirman :
“ Sesungguhnya
Agama yang diridhai disisi Allah adalah Islam “.( QS.Ali Imran : 19 )
4. Konsep
Din Islam
Menurut Imam Bukhari dalam Haditsnya menyatakan:
“
Beliau ( Nabi ) menjadikan semua itu
sebagai Agama”.
Maksudnya
Agama itu adalah Iman ( Aqidah ),Islam ( Syari’ah )dan Ihsan ( Aqhlak ).
5. Pluralisme
Agama
Pluralisme berasal dari
kata Pluralism yang berarti jamak atau lebih dari satu.Dalam Kamus
bahasa Inggris Pluralism memiliki tiga pengertian,yaitu:
a. Pengertian
kegerejaan,yaitu:
· Sebutan
untuk orang yang memegang lebih dari satu jabatan dalam struktur kegerejaan
· Memegang
dua jabatan atau lebih secara bersamaan baik bersifat kegerejaan maupun non
kegerejaan
b. Pengertian
Filosofis,yaitu sistem pemikiran yang mengakui adanya landasan pemikiran yang
mendasar yang lebih dari satu.
c. Pengertian
sosio Politis,yaiyu suatu sistem yang mengakui koeksistensi keragaman
kelompok,baik yang bercorak ras,suku,aliran maupun partai dengan tetep
menjunjung tinggi aspek-aspek perbedaan yang sangat karakteristik diantara
kelompok-kelompok tersebut.
B.
KONSEP
TUHAN
1. Definisi
Tuhan
Tuhan
dalam bahasa Arab disebut Illah.Menurut
Ar-Raghib Al-Asfahani Illah adalah Ma’bud ( yang disembah ),berasal dari
kata Allaha yang artinya Adaba ( Ibadah ).Segala sesuatu yang disembah
apapun ituOrang Arab mnyebutnya Illah.
Jadi
Tuhan adalah Zat yang maha tinggi dalam persepsi manusia dan kemudian mereka
mnyembahnya.
2. Kepercayaan
terhadap Tuhan
Menurut
pendapat Rudolf Otto,Karen Armstrong
menjelaskan kepercayaan akan adanya
Tuhan ini ada disebabkan manusia mempunyai rasa tentang hal ghaib ( numinous ),rasaakan adanya kekuatan
misterius yang melekat dalam setiap Aspek kehidupan dan itulah dasar dari
Agama.
3. Percaya
kepada Tuhan adalah Fitrah
Dalam
Prespektif Islam,percaya kepada Tuhan merupakan Fitrah yang ada dalam diri
Manusia.
Allah
SWT Berfirman:
“ Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah,tetaplah atas fitrah Allah
Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,Tidakada perubahan pada fitrah
Allah.Itulah Agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”.(
QS.Ar-Rum:30 )
Ayat diatas menegaskan bahwa fitrah
merupakan awal penciptaan manusia.Dan dalam awal penciptaan manusia itu,manusia
mengakuieksistensi Allah SWT.Oleh kearena itu tetaplah dalam Agama yang hanya
berserah diri kepada Allah SWT agar manusiatetap dalam fitrahnya.
4. Konsep
Tuhan dalam Islam
Konsep Tuhan dalam Islam yang
otentik dan final dan didasarkan atas wahyu, telah mematahkan asumsi-asumsi
konsep-konsep ketuhanan agama lain yang masih problematik. Lafadz “Allah” yang
merupakan nama Tuhan, sudah ada sejak zaman arab Pra-Islam. Lafadz tersebut
juga yang dipakai Allah untuk mengenalkan diri-Nya kepada makhluknya. Adapun
Konsep Tuhan dalam Islam dirumuskan dalam al-Qur’an yang tergambar dalam
syahadat tauhid “Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah” (tiada
Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah).
5. Konsep
Tuhan dalam Pliralisme Agama
Peradaban Barat dengan gelombang
modernismenya, telah medekonstrusi Tauhid umat Islam. Melalui paham liberalisme
yang berakar pada konsep relativisme dan skeptisisme, sebagian orang telah
gemar dan gencar melakukan penelaahan ulang terhadap konsep-konsep yang
fundamental dalam agama Islam. Kemudian membentuk arus baru dengan apa yang
disebut sebagai pluralisme agama. Penganut Pluralisme agama berasumsi bahwa semua
agama sama benarnya, sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. salah satu
‘penyakit’ yang disebar melalui paham ini adalah konsep mengenai Tuhan. John
Hick misalnya, menggagas konsep “The Eternal One”, yaitu Tuhan yang
menjadi tujuan semua agama. Apa pun jalannya tujuannya tetap satu. Begitulah
John Hick berpandangan.
Penganut pluralisme agama menganggap
bahwa Konsep Tuhan agama tertentu, sama dengan konsep Tuhan dalam agama
lain. Maka tak heran bila muncul pernyataan seperti: satu Tuhan tiga agama; semua
agama dapat bertemu pada tataran esoterik; semua agama adalah jalan yang
sama-sama sah menuju Tuhan yang sama; banyak jalan menuju Tuhan; dan lain
sebagainya. Padahal konsep Tuhan dalam Islam berbeda dengan agama-agama lain,
bahkan juga berbeda dengan tradisi filsafat, budaya dan peradaban lain. Konsep
Tuhan dalam Islam adalah unik dan berbeda. Jadi , tidak tepat bila menyamakan
konsep Tuhan dalam level transendent tidaklah tepat. Karena, pada level
esoterispun, masing-masing agama memiliki konsep Tuhan yang eksklusif yang
berarti bahwa terdapat perbedaan antara agama satu dengan yang lain.
Pandangan
bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, tidak dapat dibenarkan. Sebabnya,
dalam Kristen, nama Tuhan masih spekulatif dan problematik. Bahkan dalam Ajaran
Kristen pun sudah menyatakan tidak ada keselamatan di luar gereja
Dalam
pandangan Islam, jalan menuju Allah hanya satu, yakni Islam, dengan
mengikrarkan syahadat Islam (“Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah”).
Jadi tidak ada jalan lain menuju Allah kecuali dengan Islam.
Allah SWT Berfirman:
“ Sesungguhnya
Agama yang diridhai disisi Allah adalah Islam “.( QS.Ali Imran : 19 )
C.
KONSEP
WAHYU
1. Pengertian
Wahyu
Menurut
bahasa Wahyu adalah Pemindahan sesuatu kepada
yang lain.Menurut Ibnu Manzhur Wahyu mencakup Isyarat,kitabah,Risalah,Ilham dan Klam Khafi.
Menurut Prof. Syeh Muhammad Naquib al-Attas, Islam memiliki worldview
(pandangan alam/pandangan hidup) yang berbeda dengan pandangan hidup
agama/peradaban lainnya. Al-Attas
menjelaskan sejumlah karakteristik pandangan hidup Islam, antara lain:
a. Berdasarkan kepada wahyu
b. Tidak semata-mata merupakan pikiran
manusia mengenai alam fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial,
politik, dan budaya;
c. Tidak bersumber dari spekulasi
filosofis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan dan pengalaman inderawi;
d. Mencakup pandangan tentang dunia dan
akhirat.
2. Wahyu
adalah Tanzil
Catatan
dari Al-Qaththan bahwa wahyu itu Munazzal,diturunkan
langsung perlu mendapatkan perhatian tersendiri.Karena itu berarti apa yang
diterima oleh Nabi adalah murni sebagai Firman Allh SWT secara utuh.Tidak
terkandung didalamnya penafsiran dan pengalihan bahasa oleh Malaikat atau oleh
Nabi Sendiri.
3. Konsep
syahadah
Islam
adalah nama sebuah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Makna
“Islam” itu sendiri digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam berbagai sabda
beliau. Imam al-Nawawi dalam Kitab hadits-nya yang terkenal, al-Arba’in
al-Nawawiyah, menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua: “Islam
adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke
Baitullah — jika engkau berkemampuan melaksanakannya.” (HR Muslim). Pada
hadits ketiga juga disebutkan, bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda: “Islam
ditegakkan di atas lima hal: persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, penunaian zakat, pelaksanaan
haji ke Baitullah, dan shaum Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim).
4. Islam
satu-satunya Agama Wahyu
Setelah
wahyu Allah SWT sempurna diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, maka Allah
menegaskan, bahwa:
”Pada Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamundan Aku
cukupkan bagimu nikmatku, dan Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” ( QS.Al-Maidah
:3 ).
Karena
Islam memelihara kontinuitas kenabian, maka Islam adalah satu-satunya agama
yang memelihara kontinuitas wahyu. Karena itu, Islam bisa dikatakan sebagai
satu-satunya agama wahyu. Ini bisa dilihat dari berbagai indikator:
a.
Diantara Agama-agama yang ada, hanya Islamlah yang namanya
secara khusus disebutkan dalam Kitab Sucinya
b. Dalam soal
nama dan konsep Tuhan
c. Karakteristik Islam sebagai
agama wahyu bisa dilihat dari tata cara ibadah/ritual dalam Islam yang
semuanya berdasarkan pada al-wahyu (al-Quran dan sunnah).
d. Konsep Islam sebagai agama otentik
dan final dapat terjadi karena konsep wahyu dalam Islam adalah bersifat final.
D. KONSEP KENABIAN
1. Pengertian
Nabi
Nabi
berasal dari kata Naba yang berarti berita yang sangat penting.Istilah Nabi itu
sendiri berartiseorang yang diberi berita (
Mukhbar ) dan penyampaian berita dari Allahswt ( Mukhbir ).Berita yang dimaksuk adalah Wahyu.
Istilah
lain dari Nabi adalah Rasul,artinya seseorang yang diutus.Maksudnya adalah
seseorang yang diutus oleh Allah SWT.
2. Kenabian
bukan Kecerdasan Manusiawi
Keterikatan
yang erat antara Nabi/ Rosul dengan Allah SWT melalui Wahyu perlu ditegaskan
ulang untuk menyanggah pendapat-pendapat bahwa kenabian adalah sebuah proses
kecerdasan Manusia tingkat tinggi,hasil imajinasi kompositif,atau kemampuan
melakukan kontak dengan akal aktif yang berada di dunia spiritual ( Malaikat Jibril ).
Pendapat-pendapat
tersebut terlalu dibuat-buat dan dihawatirkan menirutuduhan orang-orang Musyrik
Mekah terhadap Nabi Muhammad SAW yang menyebut beliau sebagai seorang
Penyair,mampu berkomunikasi dengan alam ghaib dan alam mimpi.Semua tuduhan itu
dibantah oleh Allah SWT,karena knabian dengan Wahyunya merupakan sesuatu yang
jauh lebih tinggi dari semua tuduhan itu karena kenabian bukan merupakan
kecerdasan Manusiawi.
3. Perbedaan
Nabi dan Rasul
Sebagian
Ulama berpendapat bahwa Nabi adalah sseorang yang diberi wahyu tetapi didak
diberi tugas untuk menyampaikan kepada umatnya.Sedangkan Rasul ditugaskan
menyampaikan ajaran kepada umatnya.
Al-Asyqar
berpendapat bahwa Rasul ituseseorang yang diutus dengan membawa syariat yang
baru,sementara Nabi adalah seseorang yang diutus untuk menguatkanSyari’at Nabi
Sebelumnya.
4. Jumlah
Nabi dan Rasul
Jumlah
Nabi dan Rasul sangat banyak,beberapa diantaranya disebutkan dalam Al-Qur’an
dan sebagian lagi tidak disebutkan.
Rosulullah
Bersabda yang artinya:
“
Dari Abu Dzar ia berkata,Aku bertanya Wahai Rosulullah siapakah Nabi pertama?Beliau
menjawab Adam.Aku bertanya lagi apakah ia seorang Nabi? Beliau menjawab ya,Nabi
yang diajak bercakap-cakap langsung dengan Allah.Aku bertanya lagi Berapa
jumlah Rasul?Beliau menjawab 300 belasan,jumlah yang banyak.Dalam Riwayat Abu
Umamah Abu Dzar bertanya Berapa jumlah keseluruhan Nabi?Beliau menjawab 124.000
diantaranya 315 orang menjadi Rasul”.
5. Agama
Nabi dan Rasul
Semua
Nabi dan Rasul diutus oleh Allah SWT dengan ajaran yang sama yakni beribadah
hanya kepada Allah dan menjauhi selain Allah ( Thaghuth ).
Allah SWT Berfirman:
“Dan
sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyembah
Allah dan menjauhi Thaghuth ”.( Qs.An-Nahl:36 )
6. Proses
penyampaian pesan kepada para Nabi
a. Melalui
Wahyu
b. Melalui
Sunah
c. Melalui
Firasat
d. Melalui
Do’a
e. Melalui
Uswah
7. Kriteria
Para Nabi
a. Manusia
b. Laki-laki
c. Pilihan
d. Mempunyai
kemampuan tinggi
e. Memiliki
Mukjizat
E.
KONSEP
WAHYU ( AL-QUR’AN DAN TAFSIR AL-QUR’AN )
1. Pengertian
Al-Qur’an
Menurut
bahasa Al-Qur’an adalah Bacaan.Sedangkan menurut Istilah Al-Qur’an adalah Kalam
Allah yang diturunkan kepada pnutup Nabi-nabi melalui pelantaraan malaikat
jibril,yang tertulis dalam Mushaf,yang diriwayatkan secara mutawatir,yang
dipandang ibadah bagi yang membacanya,yang diawali dengan surat Al-Fatihh dan
diahiri dengan surat An-Nas.
2. Nama-nama Al-Qur’an
a.
Al-Furqan
b.
Al-Qur’an
c.
Al-Kitab
3. Sifat-sifat Al-Qur’an
a.
An-Nur f. Ar-Rahmah
b.
Al-Huda g. Al-Hikmah
c.
As-Syifa h. Al-Basyir
d.
Ad-Dzikr i. An-Nadzir
e.
Al-Mauidzah j. Al-Wa’d wal Wa’id
4. Al-Qur’an
dan Tafsir Al-Qu’an Menurut tokoh Islam
Salah
satu dasar keyakinan Kristian terhadap keaslian semua teks Al-Kitab/Bible
adalah kemampuannya tahan uji selama 2000 tahun terhadap semua lawannya.
Sebaliknya, Al-Qur'an dipastikan akan
hancur kalau diuji dengan kriteria yang sama, ini menurut pengakuan tokoh-tokoh
dan pujangga Islam sendiri. Ternyata Al-Kitab adalah Firman Allah yang
diturunkan - pasti, diuji dan lulus. Sama nyata adalah fakta bahwa Al-Qur'an
hanya karangan seorang untuk suku bangsanya sendiri yang tidak mampu tahan uji
kalau keasliannya diuji dengan terperinci.
5. Pengaruh Metodologi
Al-Kitab (Bible) Terhadap Kajian Al-Quran dan Tafsirnya
Melanjutkan
analisanya, Dr.Jeffery berpendapat
bahawa semua mushaf-mushaf al-Quran tersebut merupakan sebahagian daripada
mushaf-mushaf tandingan (rival codices) terhadap mushaf suntingan
khalifah Uthman, kemudian beliau bekerja-sama dengan Bergstresser, guru Joseph
Schacht merancang untuk membuat al-Quran edisi kritikal (a critical edition
of the Quran).
6. Karakteristik
Tafsir Al-Qur’an dalam Islamic Worldview
Metode Tafsir al-Qur'an lahir dan
berkembang seiring dengan adanya struktur keilmuan dalam worldview Islam
yang terdapat dalam al-Qur'an. Worldview Islam yang berasal dari wahyu
yang telah dicanangkan oleh Nabi saw semenjak di Mekkah mengandung
'isitlah-istilah konseptual, termasuk di dalamnya istilah konseptual tentang
tafsir. Secara umum, hal ini dipandang sebagai 'kerangka awal konsep keilmuan' (pre-scientific
conceptual scheme), yang secara otomatis juga melahirkan elemen-elemen
epistemologis yang mendasar dalam Islam. Kandungan bangunan konsep-bangunan
konsep wahyu itu telah mendorong dan mengkondisikan Umat Islam terus menelaah,
mendalami, mengeksplorasi dan menafsirkannya secara intens. Artinya, sedari
awal wahyu yang mengandung scientific worldview itu telah
menyebabkan timbulnya kegiatan-kegiatan keilmuan di kalangan masyarakat Muslim.
Kegiatan-kegiatan keilmuan dalam
masalah penafsiran al-Qur'an berawal dari uraian dan penjelasan langsung
Rasulullah saw terhadap kandungan al-Qur'an kepada para sahabatnya. Dalam
kaitannya dengan wahyu, yang beliau lakukan ini adalah satu kewajiban yang
Allah swt bebankan kepadanya untuk menjelaskan perintah-perintah,
larangan-larangan dan lain sebagainya yang terkandung dalam al-Qur'an itu
sendiri. Jika ada di antara para sahabat yang tidak mengerti mengenai kandungan
suatu ayat, atau jika terjadi perselisihan di antara mereka tentangnya, maka para
sahabat langsung mengembalikannya kepada Baginda Rasul saw, sehingga dapat
diketahui makna dan penjelasan yang benar tentangnya (tafsirannya).
Demikianlah, para sahabat Rasulullah saw sangat hati-hati dalam pemahaman dan
penafsiran al-Qur'an. Setidaknya ini tampak dari ungkapan sahabat Abu
Bakr al-Siddiq misalnya, "bumi mana yang membawaku dan langit mana yang
menaungiku jika aku mengatakan di dalam Kitab Allah apa yang tidak
diketahui."
Tafsir, setelah masa sahabat (tabi'in),
perkembangannya masih sangat terkait dengan masa sebelumnya (masa Rasulullah
saw dan sahabat). Dimana pada masa tabi'in ini, tafsir belum berupa
disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Tapi pada saat itu, ia masih merupakan
bagian dari Hadith. Para tabi'in menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an,
Hadith Nabi, dan pendapat para sahabat. Setelah itu, baru mengembangkan
penafsiran sendiri berdasarkan ijtihad. Ini artinya, sejak zaman Rasulullah
saw, akal tidak dibiarkan liar kesana-kemari tanpa ikatan yang jelas. Ia
senantiasa terkait dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para
sahabat beliau. Ini penting, sebab akal yang liberal hanya akan dengan mudah
menghakimi "salah" metode Tafsir al-Qur'an. Jadi, kendati telah lahir
sekian banyak kitab tafsir dalam khasanah Islam, namun pernyataan bahwa tafsir
itu relatif sangatlah keliru. Interaksi intens para sahabat semenjak masa
Rasulullah saw dengan al-Qur'an telah secara cermat dan tepat mengungkap
'Struktur Metode Tafsir' yang sesuai dengan karakteristik wahyu dengan segala
mukjizatnya.
Berbeda dengan tafsir, Hermeneutika
yang 'dipaksakan' Barat ke dalam dunia Islam hanyalah sebuah metode pemahaman
teks, yang pada awalnya diasosiasikan kepada Hermes, yang dalam mitologi Yunani
dipandang sebagai dewa yang diutus oleh Zeus (Tuhan) untuk menyampaikan dan
menerjemahkan pesan dan berita yang masih samara-samar ke dalam bahasa yang
dipahami manusia di bumi. Tugas Hermes ini dianggap identik dengan tugas
Rasulullah saw yang menyampaikan pesan Allah swt kepada umat Manusia.
F.
KONSEP
ALAM
1. Pengertian
Alam
Alam
adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini
selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah dalam
istilah Inggris disebut universe yang
artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai alam semesta.Sedangkan
Alam Ghaib adalah alam yang tersembunyi yang tidak terlihat oleh panca indra.
2. Penciptaan
Alam Semesta
a. Menurut
Teori Big Bang
Pada
abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu teori
Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada
teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar
yang disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam
semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh
suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan
pada alam semesta. Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak
percaya dan menyanggah teori ini. pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang
penciptaan alam semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta
terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Teori Big Bang
merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang tetap. Teori Big bang
menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar.
b. Menurut
Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan
alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita
bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan ,
tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai
cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan
makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan
darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Selanjutnya Allah SWT katakan
menciptakan langit dari asap . Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan
menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat
panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa perlu
pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar yang
sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang besi
yang membara misalnya, apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap dan
uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada waktu air diturunkan maka
dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap dengan uap air ? Asap
bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak mengikat).
Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang
tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam,
tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala sesuatunya
dari yang tiada menjadi ada.
3. Karakteristik
Integral Alam Semesta
a. Terbatas
b. Berubah
c. Ditentukan
d. Bergantung
e. Relatif
4. Tujuan
Penciptaan Alam Semesta
Adapun
tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan.
Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan
alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai
pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan
dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata
bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
5. Hubungan
Manusia dengan Alam Semesta
a. Hubungan
Historis
Jika
dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya
menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku,
unsure, atom, dan elemen. Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara
manusia dan alam semesta.
b. Hubungan
Fungsional
Salah
satu teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah teori
anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya
semua yang ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah:
“Dan Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu.”
(Q.S. Al
Baqarah :29)
G. KONSEP MANUSIA
1. Penciptaan
Manusia tahap Pertama
Pada
tahap pertama,Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tiada,dari
substansi organik yang rendah dengan sebutan tanah liat gelap,debu dan
lumpur,lalu ditiupkan padanya ruh dari Allah SWT.
Allah
SWT Berfirman:
“Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,sesungguhnya aku telah
menciptakanseorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk,maka apabila aku telah menyempurnakan kejadianya,dan telah meniupkan
kedalamnya ruh dariku,maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.(Qs.Al-Hijr:28-29)
2. Penciptaan
Manusia tahap Kedua
Sementara
pada tahap kedua,manusia diciptakan dalam proses yang dapat dicerna oleh ilmu
pengetahuan,”sperma disimpan dalam rahim yang kokoh,kemudian diubah menjadi
segumpal darah,yang kemudian dibungkus dengan tulang dan daging.
Allah
SWT Berfirman:
“Dan
sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati dari tanah,kemudian
kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang
kokoh.Kemudian kami jadikan air mani itu segumpal darah,lalu segumpal darah itu
kami jadkan segumpal daging,dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging,Kemudian kami jadikan mahluk
yang berbentuk lain.Maha suci Allah pencipta yang paling
baik”.(Qs.Al-Muminun:12-14)
3. Tujuan
diciptakan Manusia
a. Untuk
menyembah Allah SWT
b. Untuk
menguji siapa yang beriman dan siapa yang Kafir
c. Untuk
menguji siapa yang paling bik amalnya
d. Untuk
memakmurkan bumi
e. Untuk
menjadi Khalifah di bumi
4. Sifat-sifat
( Tabi’at ) Manusia
a. Payah h.
Mengluh
b. Hewan
yang Menjelaskan i.
Tergesa-gesa
c. Menerima
Ilmu j.
Pembangkang
d. Suka
membantah k.
Manusia akan ditanya
e. Makhluk
lemah l.
Suka mengikuti sangkaan
f. Sombong m.
Diciptakan dalam bentuk sempurna
g. Kikir
H. KONSEP PSIKOLOGI
MANUSIA
1. Kemampuan-kemampuan
Manusia
a. Hidup
/ mati
b. Bergerak
/ kerja
c. Menahan
d. Punya
keinginan
e. Berfikir
/ konsep
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Manusia
a. Bekal f.
Malaikat yang menjaga
b. Orang
tua g.
Hidayah
c. Lingkungan h. Perbuatan
d. Pendidikan i. Do’a
e. Setan
yang membisik
3. Proses
Kehidupan Manusia
a.
Azali
b.
Dunyawi
-
Hidup
-
Mati
c.
Ukhrawi
-
Mati
-
Alam Kubur ( Barzah )
-
Qiamat
-
Syurga / Neraka
4. Konsep
Jiwa Manusia
a. Nafsul Amarah,yaiu
jiwa yang selalu berbuat kejelekan,seperti Bodoh dan Dhalim.
b. Nafsul Lawwamah,yaitu
jiwa yang selalu taat kepada Allah yang didalamnya terdapat Muhasabah,Mujahadah dan Murokobah.
c. Nafsul Muthmainnah,yaiu
jiwa yang tenang yang selalu melaksanakan kewajibanya kepada Allah SWT.
I.
KONSEP
KEBEBASAN
1. Pengertian
Kebebasan
Dalam KBBI arti Bebas
yaitu:
a. Lepas
sama sekali
b. Lepas
dari kewajiban
c. Lepas
dari aturan
d. Lepas
dari Jajahan
Dari beebrapa Definisi tersebut munculah
pertanyaan:
a. Apakah
Manusia bebas lepas sama sekali ?
b. Apakah
Manusia bebas dari kewajiban ?
c. Apakah
Manusia bebas tidak terbatas dengan aturan ?
d. Apakah
Manusia bebas tidak dijajah ?
2. Jenis-jenis
Manusia dalam Kebebasan
a. Nafsani
b. Badani
c. Shina’i
3. Macam-macam
Pekerjaan Manusia dalam kebebasan
a. Perbuatan
b. Amal
c. Karya
4. Konsep
kebebasan dalam Islam dan Sekuler
Semua
penafsiran konsep-konsep kunci dan amalan yang terlahir darinya mencerminkan
sesuatu worldview (pandangan alam).
Kebebasan adalah konsep yang amat penting dalam worldview sekuler, tetapi tidak begitu penting dalam worldview berbasis agama, terutama agama
Islam, kecuali jika worldview berbasis
agama itu sudah dipengaruhi oleh worldview sekuler.
Masalahnya,
apakah kerangka atau prinsip-prinsip utama worlview
sekuler ini? Berdasarkan rumusan sarjana Barat dan seperti yang terbukti dari
pengalaman kebudayaan dan tamadun (peradaban) mereka, bisa dipahami :
a. Bagi mereka, alam jagad raya --
yaitu universe -- ini adalah satu-satu alam yang ada
Dalam
pandangan mereka, jagad raya ini juga tidak mempunyai kewujudan dan makna
rohani. Tidak ada alam rohani, alam arwah, alam malakut, jabarut. Tidak ada
syurga, neraka. Cuma ada jagad raya atau universe ini; bukan saja terbatas
kepada jagad raya yang berputar mengelilingi matahari kita. Malah setiap
bintang itu adalah matahari dan pusat bagi universenya sendiri. Kononnya,
hampir tak terhitung jumlahnya. Prinsip-prinsip lain dalam pandangan alam
mereka, semua terlahir dari yang pertama ini.
b. Dalam pandangan-alam sekular, semua nilai
dianggap tidak memiliki watak sakral, suci, dan kekal abadi.
c. Kegiatan dan tujuan politik hanya
terbatas kepada kepentingan kehidupan dalam dunia ini, tiada tujuan ukhrawi
Malah
kegiatan keagamaan dibenarkan dan dikembangkan untuk men-capai kesejahteraan
dan kejayaan duniawi. Keempat, alat bagi mencapai kesejahteraan dalam hidup
duniawi ini hanyalah akal fikiran manusia dan saling membantu antara mereka.
Dalam konteks ini, ilmu sains, perekonomian,perubatan dan teknologi adalah yang
paling dibutuhkan.
Sedangkan
kebebasan beragama dalam Islam,tidak ada paksaan didalamnya bagi yang mau masuk
Islam atau tidak.Allah SWT Berfirman:
“ Tidak ada paksaan dalam Beragama “
J.
KONSEP
NILAI DAN KEBAJIKAN
1. Pengertian Nilai
Menurut
Webster Nilai adalah prinsip, standar
atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan.
Menurut
Ibnu Qayyim Nilai adalah suatu
keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekolompok
orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna bagi
kehidupannya.
2. Macam-macam Nilai
a. Dilihat dari segi Mythlak dan Nisbi
-
Muthlak
-
Nisbi
b. Dilihat dari segi Perwujudan
Maslahat
-
Menjaga 5 dasar,yaitu:
· Menjaga Agama
· Menjaga Diri
· Menjaga Akal
· Menjaga Keturunan
· Menjaga Harta
-
Tingkat Kemanfaatan
· Ad-Dhoruriyat ( Primer )
· Al-Hajiyyat ( Sekunder )
· At-Tahsiniyyat ( Tersier )
-
Tingkat Hukum
·
Wajib
·
Mandhub
·
Halal
·
Makruh
·
Haram
3. Konsep Nilai dalam Islam
Konsep Nilai dalam Islam sangatlah penting bagi setiap orang,karena
dengan Nilai dan kebajikan seseorang harus bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan,
dimiliki dan dipercayai.
4. Pengertian Kebajikan
Menurut Socrates kebajikan merupakan semacam kearifan atau kebijaksanaan
yang menimbulkan keselarasan pada jiwa seseorang yaitu kesehatan, keindahan,
dan kesejahteraan dari jiwa.
5. Macam-macam Kebajikan
a.
Al - Ma’ruf
b.
Al – Khoir
c.
Al – Adl
d.
At – Taqwa
e.
Al – Ihsan
f.
Al - Birr
6. Konsep Kebajikan dalam Al-Qur’an
Melaksanakan
Kebajikan dengan Memberikan infaq di jalan Allah merupakan hal yang sangat
berat untuk dilakukan manusia, karena seperti telah dijelaskan, manusia
mempunyai sifat untuk cinta terhadap kekayaan dunia.Manusia lebih suka
membelanjakan harta itu untuk memenuhi kepentingan pribadinya, daripada harus
diberikan kepada orang lain, ia lebih suka mengumpulkan dan menyimpannya daripada
dikeluarkan untuk kepentingan masyarakat, dan ini merupakan sifat dasar
manusia.
Kebajikan bisa dicapai bukan hanya
dengan mengerjakan shalat,Infak dan Ibadah lainya,namun kebajikan yang bisa
mengantarkan kita ke Maqam Abrar
sangat beragam dan lebih dari itu. Al-Abrar adalah orang-orang yang berpegang
teguh terhadap Iktikad-iktikad dasar dalam agama, hal ini meliputi Iman kepada
Allah, hari akhir serta hal-hal lain yang berkaitan dengan keduanya.
K. KONSEP KEBAHAGIAAN
1. Pengertian
Kebahagiaan
Kata Kebahagiaan memiliki
banyak arti,diantaranya adalah sebagai
berikut:
a.
Al
– Farhu
Al – Farhu
yaitu lapang dada disebabkan karena lezatnya yang dekat ( Dunia ).Allah SWT Berfirman:
“Dan
pada hari itu berbahagialah orang-orang yang beriman”.(Qs.Ar-Rum:4)
b.
As-Surur
As-Surur
yaitu sesuatu yang tersembunyi dari kebahagiaan.
Allah
SWT Berfirman:
“Dan
mereka kembali kepada keluarganya dalam keadaan gembira.”(Qs.Al-Insyiqaq:9)
c.
Ar-Ribhu
Ar-Ribhu yaitu
Tambahan perolehan dalam jual beli.Allah SWT Berfirman:
“Maka
tidak akan beruntung perdagangan mereka.”(Qs.Al-Baqarah:16)
d.
As
– Sa’adah
As – Sa’adah yaitu
bantuan pikiran ketuhanan bagi manusia dalam mendapatkan kebaikan.Allah SWT
Berfirman:
“Maka
diantara mereka ada yang bersedih hati ada pula yang berbahagia.”(Qs.Hud:105)
e.
Al
– Falah
Al – Falah
yaitu keberuntungan dengan
mendapatkan yang diinginkan.Hal tersebut dijelaskan dalam lafadz adzan yaitu
sebagai berikut:
“Marilah
kita menuju kemenangan”
2. Macam-macam
Kebahagiaan
a.
Qalbun
Syakir
b.
Al
– Azwaj As – Shalihah
c.
Al
– Aulad Al – Abror
d.
Al
– BiahAs – Shalihah
e.
Al
– Mal Al – Halal
f.
Tafaqqahu
Fid – Din
g.
Al
– Umru Al - Mubarok
L.
KONSEP
ILMU
1. Konsep
Awal Ilmu
Secara
etimologi, ilmu berasal dari akar kata ‘ain-lam-mim yang diambil dari
perkataan ‘alamah, yaitu tanda, petunjuk, atau indikasi yang denganna
sesuatu atau seseorang dikenal. Dalam menjelaskan ilmu secara
terminology, al-Attas menggunakan dua definisi, pertama, ilmu sebagai
sesuatu yang berasal dari Allah SWT, bisa dikatakan bahwa ilmu adalah datangnya
(hushul) makna sesuatu atau obyek ilmu ke dalam jiwa pencari ilmu. Kedua,
sebagai sesuatu yang diterima oleh jiwa yang aktif dan kreatif, ilmu bisa
diartikan sebagai datangnya jiwa (wushul) pada makna sesautu atau obyek
ilmu. Hal ini berimplikasi ilmu itu mencakup semua hal. Selanjutnya al-Attas menjelaskan bahwa kedatangan
yang dimaksud adalah proses yang di satu pihak memerlukan mental yang aktif dan
persiapan spiritual di pihak pencari ilmu, dan di pihak lain keridhaan serta
kasih sayang Allah SWT sebagai zat yang memberikan ilmu. Definisi ini
mengisyaratkan bahwa pencapaian ilmu dan pemikiran, yang juga disebut proses
perjalanan jiwa pada makna, adalah sebuah proses spiritual.
Dalam
Risalah-nya, al-Attas mengklasifikasikan ilmu berdasarkan hakikat yang
inheren dalam keragaman ilmu manusia dan cara-cara yang mereka tempuh untuk
memperoleh dan menganggap kategorisasi ini sebagai bentuk keadilan dalam
menempatkan ilmu pengetahuan sebagai obyek dan manusia sebagai subyek. Dalam
klasifikasinya tersebut, al-Attas membagi ilmu dalam dua bagian, yaitu ilmu
iluminasi (ma’rifah) dan ilmu sains, dalam bahasa Melayu yang pertama
disebut dengan ilmu pengenalan dan yang kedua disebut dengan ilmu pengetahuan.
Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan jenis pertama dikategorikan sebagai ilmu fardhu
‘ain yang bisa dan harus dipelajari oleh setiap umat Islam. Sedangkan ilmu
pengetahuan dalam kategori kedua berkaitan dengan fisik dan obyek-obyek yang
berhubungan dengannya, yang bisa dicapai melalui penggunaan daya intelektual
dan jasmaniah. Ia bersifat fardhu kifayah dalam perolehannya. Hubungan
antara kedua kategori ilmu pengetahuan ini sangat jelas.
2. Ilmu
dalam ajaran dan Peradaban Islam
Sebagai
bukti bahwa Islam memerangi Sofisme,Islam mewajibkan pencarian Ilmu
Pengetahuan.Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam Haditsnya,yaitu:
“Menuntut Ilmu itu Wajib bagi setiap Muslim”.
Ilmu
menempati posisi yang sangat penting dalam Islam.Penekanan kepada Ilmu dalam
ajaran Islam sangat jelas terlihat dalam Al-Qur’an,Sunah Nabi SAW dan ajaran
semua tokoh Islam dari dulu sampai sekarang.
3. Obyek
Ilmu
Adapun
Obyek Ilmu menurut Al-Attas adalah sebagai berikut:
a. Eksistensi
nyata ( Haqiqi )
b. Eksistensi
Indrawi ( Hissi )
c. Eksistensi Imajinasi ( Khayali )
d. Eksistensi intelektual ( Aqli )
e. Eksistensi analogi (Syibhi )
f. Eksistensi suprarasional
4. Sumber
Ilmu dan Cara Memperolehnya
Pada dasarnya seluruh Ilmu yang ada dialam dunia ini
bersumber dari Allah SWT.Adapun cara memperoleh Ilmu yang datang dari Allah SWT
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Indera Sehat ( Hawass Salimah )
b. Laporan yang Benar ( Khabar
Shadiq )
c. Intelek dan Ilham ( Intuition )
5. Tahapan
Kelahiran Ilmu
Menurut
Hamid Fahmy Zarkasyi menjelaskan tahapan-tahapan kelahiran Ilmu adalah sebagai
berikut:
a. Turunya
wahyu dan lahirnya pandangan hidup Islam
b. Lahirnya
kesadaran bahwa wahyu yang turun tersebut mengandungstruktur Ilmu pengetahuan.
c. Lahirnya
tradisi keilmuan dalam Islam yang ditujukan dengan adanya komunitas Ilmuan.
d. Lahirnya
Disiplin Ilmu-Ilmu Islam
M.
ISLAMISASI
ILMU
1. Latar
Belakang Islamisasi Ilmu
Membicarakan
tema tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan,tidak lepas dari sosok Syed Muhammad Nuqaib Al-Attas.Sebab
seperti yang dikemukakan oleh Wan
Mohd.Nor Wan Daud,Al-Attas adalah salah seorang tokoh pemikir Islamyang
pertama kali menggagas ide Islamisasi Ilmu Pengetahuan,tepatnya Ilmu
Pengetahuan Kontemporer/modern/masa kini,disamping dua ide lainya,yaitu:
a. Problem
terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah Ilmu Pengetahuan
b. Ilmu
Pengetahuan modern tidak bebea nilai (
netral ) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
keagamaan,kebudayaan,dan filsafat yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman
manusia barat.
2. Problem
Ilmu
Ketika
para pemikir Muslim cenderung latah,dengan ide Modernisasi dan
Westernisasi,dalam membangkitkan umat Islam dari keterpurukanya,maka Al-Attas
adalah diantara sejumlah tokoh yang mengingtkan bahaya kelatahan tersebut.Dalam
Bukunya “ Risalah untukkaum Muslimin”Al-Attas
mengatakan bahwa kebangkitan umat Islam tidak hanya dengan memberikan perhatian
yang besar terhadap pendidikan dengan cara pembenahan yang menjiplak sistem dan
budaya pendidikan barat,sesustu yang tampaknya sangat lumrah.Yang lebih penting
dari itu dan perlu mendapatkan perhatian khusus adalah pembenahan masalah
konsepsi Ilmu yang benar,mulai tingkat perguruan tinggi sampai tingkat sekolah
menengah dan dasar.
3. Kerangka
Kerja Islamisasi
Dalam
Bukunya “ Risalah untukkaum Muslimin”Al-Attas
menyampaikan ide-ide yang telah dituangkan dalam buku-buku tersebut lewat suatu
makalah utama berjudul ” Preliminary
Thoughts n the Nature of Knomledge and the Definition and aims of Education “.Didalamnya
terdapat Konsep-konsep dan Elemen-elemen yaitu sebagai berikut:
a. Mngandalkan
kekuatan akal semata untuk membimbing manusia mengarungi kehidupan
b. Mengikuti
dengan setia Validitas pandangan dualistis mengenai realitasdan kebenaran
c. Membenarkan
aspek temporal wujud yang memproyeksikan suatu pandangan dunia sekuler
d. Pembelaan
terhadap doktrin Humanisme
e. Peniruan
terhadap drama dan tragedi yang dianggap sebagai realitas universal dalam
kehidupan spiritual atau transedental atau kehidupan batin manusia.
4. Netralitas
Ilmu
Sebagaimana
telah dijelaskan,adanya ide Islamisasi Pengetahuan kontemporer sangat erat
kaitanya dengan ide ketidaknetralan Ilmu.Karena titik awal pemeberangkatan
perlunya Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer beranjak dari pemikiran bahwa
Ilmu bukan bebas nilai ( Value free ),melainkan
syarat nilai ( Value laden ).Jika ini
tidak disepakati,maka otomatis tidak akan disepakati pula pentingnya Islamisasi
Ilmu Pengetahuan.
Maka
dari itu tidak heran jika tokoh-tokoh seperti Fazlur Rahman,Muhsin Mahdi,Abdus Salam,Abdul Karim Soroush dan Bassam
Tibi menolak ide Islamisasi Pengetahuan.Semua penolakan itu beranjak dati
tidak disepakatinya bahwa Ilmu tidak Netral.Mereka yang menolak ide Islamisasi
semuanya beranjak dari pendapat bahwa Ilmu Pengetahuan dan Sains hanyalah mengkaji
fakta-fakta,objektif dan independen dari manusia,budaya atau Agam dan haru
dipisahkan dari nilai-ilai,sehingga dengan sendirinya bersetatus Netral.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Syarief,Nashruddin. Menangkal Virus Islam Liberal. PERSISPERS,
2011.
2. Fahmi Zarkasyi,Hamid.Membangun Peradaban dengan Ilmu.PT
Ciptanusantara.2010.
3. Al-Attas.Islam dan Sekulerisme.PT Pustaka Jaya.Jakarta.2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar