Rabu, 29 Oktober 2014

Makalah Optimalisasi Perkembangan Intelegensi Anak


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
لقد خلقنا الإنسا ن فى أحسن تقويم
“ Sesungguhnya Kami telahmenciptakanmanusiadalambentuk yang sebaik-baiknya.”(Qs At-tin 95 : 04)
Manusiamerupakanmahluk yang paling sempurna di mukabumiini dibandingkan dengan yang lainnya, karenahanyamanusialah yang Allah bekaliakal.Dengan akal manusia dapat mengadakan perubahan-perubahan di muka bumi ini, inovasi-inovasi yang baru terus bermunculan dari waktu ke waktu karena perkembangan akal manusia.
Setiap hari kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang. Dari sekian banyaknya orang, kita menemukan begitu banyaknya perbedaan-perbedaan antara mereka. Ada orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, adapula yang sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Itulah yang dimaksud dengan intellegensi. Karena kemampuan berfikir atau kecerdasan dalam psikologi disebut dengan intellegensi. Kemampuan ini bersifat umum dalam mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah.
Inilah kelebihan yang dimiliki oleh manusia yaitu akal yang digunakan untuk berfikir. Hanya manusialah yang Allah ciptakan sebaik-baiknya dengan akalnya. Namun tidaklah sama intellegensi seseorang itu dengan yang lainnya  dikarenakan adanya beberapa faktor yang memengaruhi kualitas intellegensi seseorang.
Dengan demikian, tentunya kita sangat perlu untuk mengetahui serta memahami apa yang dimaksud dengan intellegensi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Maka di sini penulis akan mencoba memaparkan makalah dengan mengambil judul “Optimalisasi Perkembangan Intelligensi, Multiple Intelligensi dan Bakat Anak “
B.     Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang penulis ambil dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan intelligensi dan bakat ?
2.      Apakah perbedaan dan hubungan antara intelligensi dan bakat?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan intellegensi dan bakat.
2.      Untuk mengetahui dan memahami apa perbedaan dan hubugan antara intelligensi dan bakat.













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Intelligensi dan Bakat
Meskipun semua orang tahu apa kira-kira yang dimaksud dengan intellegensi atau kecerdasan itu, namun ternyata sangat sulit sekali untuk mendefinisikan konsep ini secara tepat. Berikut beberapa definisi intelligensi, diantaranya:
-          E. L. Edward Thorndike (tokoh psikolog koneksionisme) mendefinisikan intellegensi sebagai suatu kemampuan individu yang memberikan respon baik terhadap stimulus yang diterimanya.[1]
-           Anita E. Woolfolk mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intellegensi itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya Woolfolk mengemukakan bahwa intellegensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.[2]
-          Alfred Binet, seorangtokohutamaperintispengukuranintellegensibersama Theodore simonmendefinisikanintelegensiatastigakomponenyaitu (a) kemampuanuntukmengarahkanfikiranataumengarahkantindakan; (b) kemampuanuntukmengubaharahtindakanbilatindakantersebuttelahdilaksanakandan (c) kemampuanuntukmengkritikdirisendiriataumelakukanautocriticism.
-           David Wechsler penciptaskala-skalaintellegensi yang populersampaisaatini, mendefinisikanintellegensisebagaikumpulanatautotalitaskemampuanseseoranguntukbertindakdalamtujuantertentu, berfikirsecararasional, sertamengahadapilingkungannyadenganefektif.
Dengan demikian, intellegensi juga dapat merupakan kemampuan untuk mengelola lebih jauh lagi atas hal-hal yang kita amati. Kemampuan itu terdiri atas dua jenis, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus.
Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu. L. Thurstone (1887-1955), seorang pakar psikometri (ilmu tentang pengukuran psikologi), dengan teknik statistik yang dinamakan “Analisis Faktor” menemukan tujuh kemampuan mental dasar  (primary mental abilities), yaitu pemahaman lisan (verbal comprehension), kepasihan kata-kata (word fluensi), kemampuan angka-angka (number pasility), penglihatan ruang (spatial visualization), ingatan asosiatif (associative memory), kecepatan persepsi (perceptual speed), dan penalaran (reasoning)[3]
Di samping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum. Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi,  ia bukan merupakan kumpulan, gabungan atau penjumlahan kemampuan-kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri dua orang yang sama cerdasnya, dapat menjadi ahli dalam dua bidang yang berbeda, misalnya yang seorang menjadi ahli ilmu pasti dan yang lain menjadi ahli bahasa.  Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman, minat, dan kesempatan pada tiap-tiap orang itu. Jadi, dua orang yang kemampuan umumnya kira-kira setaraf dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan khusus yang berbeda.   
Adapun Bakatadalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, misalnya menulis Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami yang dibawa sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memilki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang.
Bakatmemilikitigaartiyaituachievement (kemampuanaktual), capacity (Kemampuanpotensial), danaptitude (sifatdankualitas).Ciri-ciribakat diantaranya yaitu :
·         Bakatmerupakankondisiataukualitas yang dimilikiseseorang, yang memungkinkanseseorangtersebutakanberkembangpadamasamendatang
·         Bakatmerupakanpotensibawaan yang masihmembutuhkanlatihan agar dapatterwujudsecaranyata. 
·         Bakatmerupakanpotensiterpendamdalamdiriseseorang. 
·         Bakatdapatmunculjikadigali, ditemukan, dilatih, dandikembangkan. 
·         Bakatmemungkinkanseseoranguntukmencapaiprestasidalambidangtertentu, akantetapiharusditunjangdenganminat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dandorongan.Bakattidakselaluidentikdisertaiminat. 
Adapun yang menjadi aspek-aspekbakat yaitu :
·         Aspekperseptual: meliputikemampuandalammemberikanpenilaianataupemahamanterhadapsesuatu. 
·         Aspekpsikomotor: meliputikemampuanfisiksepertikekuatanfisik, kecepatangerak, ketelitiandanketepatan, koordinasidankeluwesananggotatubuh. 
·         Aspekintelektual: meliputikemampuanmengingatdanmengevaluasisuatuinformasi
Atasdasarbakat yang dimilikinya, makaseseorangakanmampumenunjukkankelebihandalambertindakdanmenguasaisertamemecahkanmasalahdibandingkan orang lain. Seseorang yang memilikibakatakancepatdapatdiamatikarenakemampuan yang iamilikiakanberkembangdenganpesat.
B.       Hubungan dan Perbedaan antara Intellegensi dan Bakat
Setelah diuraikan mengenai definisi-definisi dari intellegensi, maka di sini kita akan menemukan hubungan dan perbedaan antara keduanya.  Inteligensimerupakansuatukonsepmengenaikemampuanumumindividudalammenyesuaikandiridenganlingkungannya.Dalamkemampuan yang umumini, terdapatkemampuan-kemampuan yang amatspesifik.Kemampuan-kemampuan yang spesifikinimemberikanpadaindividusuatukondisi yang memungkinkantercapainyapengetahuan, kecakapan, atauketrampilantertentusetelahmelaluisuatulatihan.Inilah yang disebutBakatatau Aptitude.Karenasuatutesinteligensitidakdirancanguntukmenyingkapkemampuan-kemampuankhususini, makabakattidakdapatsegera diketahui lewat tes intellegensi.
Alat yang digunakanuntukmenyingkapkemampuankhususinidisebuttesbakatatau aptitude test.Tesbakat yang dirancanguntukmengungkapprestasibelajarpadabidangtertentudinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidangpekerjaanadalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contohdari Scholastic Aptitude Test adalahTesPotensiAkademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE).Sedangkancontohdari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) danKuder Occupational  Interest            Survey.
Meskipun bakat dan intellegensi merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya akan saling berkaitan. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang. Bakat dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara ginetik struktur otak telah terbentuk secara lahir, tetapi berfungsinya otak sangat ditentukan oleh peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya kemampuan dikaitkan dengan intellegensi atau kecerdasan, di mana kecerdasan atau intellegensi quotient merupakan modal awal untuk bakat tertentu. Potensi bawaan peserta didik sampai menjadi bakat berkaitan dengan kecerdasan intelektual (IQ) peserta didik.
C.      Multiple  intellegensi (Guliford dan Gardner) serta Jenis- jenis Bakat
a.       Multiple Intellegensi
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menghadapi masalah yang ada di lingkungannya. Setiap individu dengan individu lainnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Gardner berpendapat, bahwa kemampuan itu sendiri memiliki banyak jenis dan dimensi. Keanekaragaman jenis kemampuan-kemampuan inilah yang disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi). Realita inilah yang mendorong Gardner mengulurkan gagasannya tentang multilpe intelegensi (kecerdasan majemuk).
Menurut teori ini, setiap anak yang terlahir di dunia tidak ada yang bodoh. Semuanya memiliki kesempatan dan hak untuk disebut sebagai orang yang cerdas.[4] Pendapat Gardner ini membuka wawasan kita tentang hakikat dari kecerdasan. Selama ini penilaian tentang kecerdasan hanya terbatas pada sesuatu yang sempit dan statis. Namun Gardner – dan para ahli lainnya – memaknai kecerdasan sebagai kemampuan seseorang dalam beradaptasi, lebih jauh Gardner menambahkan penekanannya pada aspek atau dimensi psikologis manusia yang membentuk jenis-jenis kemampuan tersebut.
Padatahun-tahunbelakanganini, banyakperdebatantentangkecerdasanterfokusuntukmemutuskanapakahterdapatbanyakjeniskecerdasan yang berbeda-bedadanuntukmenjelaskanmasing-masing.
Gardner (1983) berhasil mengemukakan delapan macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) atau biasa disingkat dengan MI. Kedelapan jenis kecerdasan tersebut diantaranya adalah[5] :
1.      Kecerdasan linguistik (bahasa), yaitu kemampuan membaca, menulis, berkomunikasi  dengan kata-kata atau bahasa. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah jurnalis, penyair, penulis dan pelawak. Karakteristiknya antara lain :
-          Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau berdongeng
-          Senang komunikasi, bercerita, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing
-          Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata baik melalui lisan ataupun tulisan
-          Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf dengan baik
-          Pandai mengingat dan menghafal dan juga humoris
Mengasah kecerdasan linguistik (bahasa)
Sering kali orang menganggap bahwa anak dengan sendirinya dapat berbicara dan berbahasa sehingga tidk perlu repot-repot  mengajar mereka untuk bicara. Anggapan ini sebagian benar karena semua orang masti akan melewati tahan marabah (babbling) meskipun dia adalah seorang anak tunarungu (sejauh organ bicara mereka tidak terganggu). Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar. Jika tidak diasah terus menerus maka keterampilan tersebut pada akhirnya tidak akan mengalami perkembangan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan ini diantaranya :  mengajak anak berbicara, membacakan cerita, bermain peran, bernyanyi atau mendengarkan lagu-lagu anak. Merangkai cerita, berdiskusi.
2.      Kecerdasan logika matematik, yaitu kemampuan berfikir (menalar), menghitung, serta berfikir logis dan sistematis. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah insinyur, ilmuan, ekonom, akuntan, detektif dan para profesi hukum. Karakteristiknya antara lain :
-          Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki
-          Senang dan pandai berhitung dan bermain angka
-          Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario
-          Mampu berfikir logis baik indukatif maupun dedukatif
Mengasah Kecerdasan logika matematik
Perkembangan kognitif menurut piaget meliputi kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengingat serta membuat alasan dan berimajinasi. Perbedaaan mendasar antara antara orang dewasa dengan dengan anak-anak dalam proses pembelajaran adalah anak-anak terutama bayi tidak belajar berdasarkan pengalaman, observasi dan imitasi. Pertama kali bayi belajar melalui intuisi, kemudian mengalami proses menuju penguasaan keterampilan secara bertahap. Begitu seterusnya menuju keterampilan yang makin lama akan makin kompleks sejalan dengan perkembangan usianya. Agar perkembangan ini berjalan dengan optimal, maka stimulasi perlu diberikan secara terus menerus dengan berkesinambungan. Berikut adalah yang dapat mengasah kecerdasan logika matematik :
-          Mengenal bentuk geometri : kemampuan ini dapat dilakukan sejak anak masih bayi dengan menggantungkan berbagai macam bentuk, pada usia anak empat tahun maka pengenalan bentuk bisa dikelompokkan berdasarkan ukuran, warna, urutan dari yang kecil sampai yang besar.
-          Mengenal bilangan melalui bermain
-          Menyelesaikan puzzle : merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan menggunakan logika
-          Pengenalan pola  : hubungan sebab akibatsebagai salah satu perkembangan dari kemampuan melihat pola, dan dikembangan dengan mengajak anak melakukan pengamatan. Misalnya mengamati bahwa air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, air selalu berubah bentuknya mengikuti bentuk wadah yang di tempati.
-          Eksperimen di alam seperti mengajak anak mengenali berbagai macam sayuran.
3.      Kecerdasan musik, yaitu kemampuan mengubah atau mencipta musik, dapat bernyanyi dengan baik atau memahami dan dapat mengekspreskan musik, serta menjaga ritme. Ini merupakan suatu bakat yang diterapkan oleh para musisi.
Mengasah kecerdasan musik 
Berbaga studi membuktikan bahwa kecerdasan musik memiliki berkaitan erat dengan berbagai kecerdasan lainnya. Meskipun orang dengan kecerdasan musik menonjol belum tentu akan menjadi compser yang hebat, namun kecerdasan ini perlu diasah untuk menjaga keseimbangan anak secara umum. Beberapa kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan musik diantaranya :
-          Bernyanyi atau mendengarkan lagu
-          Mengenalkan ritme dan melatih gerakan dengan irama
-          Bersenandung
-          Meniru suara-suara yang ada di alam; saat anda sedang mengajarkan tentang hujan, maka mintalah anak untuk mengeksplorasi berbagai suara yang muncul yang berkaitan dengan akan terjadinya dan berlangsungnya hujan.
4.      Kecerdasan kinesstesis atau fisik, yaitu kemampuanyang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristiknya adalah :
-          Senang menari atau acting
-          Pandai atau aktif dalam olah raga tertentu
-          Mudah berekspresi dengan mudah
-          Mampu memainkan  mimik
-          Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari dan berolah raga
-          Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama
-          Senang dengan kegiatan di luar rumah
Mengasah kecerdasan kinestestik fisik
Untuk mengasah kecerdasan ini diantaranya :
-          Menari, menari di sini tidak hanya melakukan gerakan baku, namun saat menari dituntut pula kemampuan yang lainnya, seperti memperhatikan, meniru gerakan, dan memadamkan gerakan dengan musik
-          Bermain peran, melalui hal ini anak anak akan menggerakan tubuh sesuai dengan peran yang dimainkan
-          Drama,  yang memuat adanya gerakan tubuh, ekspresi wajah, komunikasi antar pemegang peran, dan kemungkinan adanya musik pengiring
-          Olahraga, hal ini dapat dan meningkatkan kemampuan gerak tubuh anak
5.      Kecerdasan interpersonal (sosial), yaitu kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain,  berhubungan dengan orang lain dengan memerlihatkan empati dan pengertian, serta memerhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan ini dimiliki oleh guru, politisi, pemukan agama. Karakteristiknya biasanya ditandai dengan mampu berorganisasi, bersosialisasi, peka terhadap teman dan mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
Mengasah kecerdasan interpersnal 
Di era globalisasi yang hiruk pikuk ini di mana kedua orang tua sering kali harus keluar dari rrumah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Maka tidak dapat dihindari bahwa mempertahankan hubungan yang hangat dan terus menerus dengan anak merupakan suatu hal yang tidak mudah sehngga tentu saja perlu di buat kegiatan yang dengan sengaja dilakukan guna mendorong meningkatkan kecerdasan antar diri ini. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
-          Menumbuhkan sikaf saling menghargai perbedaan ; jika orang tua melakukan hal yang di atas, maka anak akan cenderung melakukan hal itu.
-          Membiasakan memberi umpan balik ; yaitu memberitahukan apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan anak, bukan mengkritik atau memberikan lebel negative. Berikan umpan bali langsung pada prilakunya, bukan diberikan penilaian atas perbuatan atau kinerja anak.
-          Melakukan tugas dalam kelompok (dalam bentuk proyek) ;  misalnya orang tua bisa meminta anak-anak untuk mengamati beberapa jumlah mobil yang lewat di depan sekolah atau yang lainnya.
-          Memberikan kesempatan anak untuk bertanggung jawab : bertanggung jawab akan suatu tugas tertentu akan membantu membentuk perasaan mampu (kompeten) dalam diri anak. Seperti ketua kelas memiliki tugas, dan begitupun dengan sekretaris
-          Menumbuhkan sifat empati ; ajaklah anak-anak untuk turut serta membantu orang lain yang kurang beruntung dibandingkan dirinya.
6.      Kecerdasan intrapersonal (mengenal diri sendiri), yaitu keampuan menganalisis diri sendiri dan merenungkan diri, mampu merenung dalam kesunyian dan menilai prestasi seseorang, meninjau prilaku seseorang deengan perasaan-perasaan terdalamnya, serta mengenal mengenal dirinya sendiri. Karakteristiknya biasanya ditandai dengan :
-          Mampu menilai diri sendiri / introfeksi diri
-          Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas
-          Berjiwa independentt/bebas
-          Mudah berkonsentrasi
-          Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda
-          Sadar akan realitas spiritual
Mengasah kecerdasan intrapersonal
Guna mengembangkan potensi dalam diri anak agar tumbuh dengan baik, maka lingkungan yang hangat akan mampu menumbuhkan rasa kebanggaan dan menghargai. Beberapa kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan intrapersonal ini diantaranya :
-           membentuk citra diri yang positif ; apabila kita menampilkan kehangatan pada anak disertai dengan sikaf tegas maka di sisi lain hal tersebut juga menumbuhkan sikaf menghargai, memberi perhatian, memberi perhatian, dan menerima anak apa adanya sehingga di pihak lain hal ini juga akan menjadi contoh nyata bagi anak untuk ditiru.
-          Menciptakan sarana untuk menuangkan isi hati ; memberikan buku harian dimana anak bisa menulis atau menggambar apa yang dirasakannya.
-          Menenali diri sendiri ; meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan anak dan memberi mereka kesempatan mengemukakan perasaan-perasaan mereka. Hal ini dapat memebantu anak mengenali kekurangan dan kelebihan dari mereka sendiri. Ajukan pula pertanyaan–pertanyaan yang memberi anak kesempatan untuk melakukan evaluasi diri, misalnya apa yang dia lakukan pada hari itu, dan sebagainya. 
-          Memberikan kesempatan anak mengerjakan tugas sendiri; dengan kecerdasan dalam diri yang kuat perlu pula diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas sendiri sehingga ia dapat mengelurkan perasaan, pikiran-pikiran, dan pandangan hidupnya secara khas. Anak, misalnya bisa diminta membuat puisi, surat atau lagu sendiri.
7.      Kecerdasan naturalis, yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna serta,melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman. Orang yang memiliki kecerdasan ini adalah para peneliti flara dan fauna, para petanai, serta para peneliti biologi.
Mengasah kecerdasan naturalis
Seperti juga kecerdasan-kecerdasan yang lain, agar kemampuan anak tumbuh maka tentu saja diperlukan adanya berbagai rangsang yang tepat. Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat mendorong berkembangnya kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
-          Mengamati binatang ; ajaklah anak memelihara binatang, misalnya ikan kecil dalam botol dan bersama-sama mengamati perilaku ikan tersebut. Bisa juga mengajak anak pergi ke kebun binatang dan emngenali berbagai macam binatang yang ada, apa makanan mereka, dari mana asalnya.
-          Mengamati tumbuhan ; ajaklah anak membuat proyek bersama-sama  misalnya membuat herbarium atau mengamati pertumbuhan tanaman dan biji hingga tumbuh. Mulailah dari yang pertumbuhannya cepat dan mudah diamati misalnya kacang hijau yang diletakan di atas kapas basah pada beberapa wadah.
-          Mengamati perubahan alam ; duduk di alam terbuka dan menikmati anginnya bergerak dengan mengamati gerakannya pada dedaunan atau rambut, akan melatih kecerdasan alam-natural anak.
-          Mengamati  hasil budaya ; pergi ke museum atau tempat-tempat lain di mana hasil karya diperlihatkan dapat membantu anak mengembangkan kemampuan alam-natural.
8.      Kecerdasan visual spasial
Yaitu kemampuan berfikir dalam citra dan gambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek. Karakteristiknya adalah :
-          Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, table.
-          Peka terhadap citra, warna dan sebagainya.
-          Pandai memvisualisasikan ide.
-          Imaginasinya aktif.
-          Mudah menemukan jalan dalam ruang
-          Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
Mengasah kecersdasan visual spasial
Berikut beberapa contaoh kegiatan yang dapat mengasah kecerdasan visual spasial diantaranya :
-          Membayangkan  ; mintalah rangkaian gambar, kemudian minta anak menceritakan apa yang sedang oleh tokoh dalam gambar.
-          Menggambar ; salah satu yang dapat dilakukan oleh anak sebagai salah satu cara merangsang kemampuan visual.
-          Membuat kerajinan tangan ; gunakan berbagai macam media, seperti kertas, sedotan dan yang lainnya. Selain merangsang kretivitas, kerajinan tangan dapat pula meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
-          Mengatur dan merancang ; seperti menentukan kelompok mana yang mendapatkan kesempatan lebih dahulu untuk menyanyi.
delapan kecerdasan yang telah dikemukakan oleh Gardner tersebut, diartikan bahwa setiap menusia mempunyai delpan kecerdasan dengan kadar yang variasi. Setiap manusia mempunyai komposisi yang berbeda karena semua kecerdasan berada di otak yang berbeda yang dapat bekerja secara sendiri atau bersamaan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut tercermin dari cara-cara anak memahami atau belajar tentang dunia sekitar.
Oleh karena itu bimbingan orang dewasa sangat penting agar dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang baik bagi psikisnya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kematangan, latihan, dan belajar. Itu semua dapat tercapai dengan memaksimalkan kecerdasan yang ada pada mereka.
Adapun menurut Guilford intelligensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “Fach of intellec” yaitu sebagai berikut :
a.       Operasi mental (proses berfikir), meliputi : kognisi (menyimpan informasi lama dan menemukan informasi yang baru), memori retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan shari-hari), devergent production (berfikir melebar/banyak kemungkinan jawaban ), kompergent production (berfikir memusat/hanya satu jawaban), evaluasi (mengambil keputusan apakah keputusan itu sesuatu yang baik).
b.      Content (isi yang dipikirkan) meliputi : visual(bentuk kongret/gambar), auditory ward meaning simbolis (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka), behabioral (interaksi non verbal yang melalui penginderaan).
c.       Product (hasil berfikir) meliputi : unit (item tunggal informasi), kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama), relasi (keterkaitan antar informasi), sistem (kompleksitas bagian yang saling berhubungan), transformasi (perubahan moditifikasi), dan implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi lain).
Pada tahun 1904 menteri pendidikan Prancis meminta psikolog Alfred binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah. Para pejabat di sekolah ingin mengurangi sekolahan yang sesak dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu belajar di sekolah umum ke sekolah khusus. Binet dan mahasiswanya, Thelipole simon menyusun teks intellegensi untuk memenuhi permintaan ini. Test ini disebut skala 1905. Test ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan menggambarkan desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstarak.
Alfred binet dan theodor simon, dua orang psikolog asal Prancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai) alat test itu dinamakan test Binet Simon. Test ini kemudian direvisi pada tahun 1911 .
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental yakni perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912 William stern menciptakan konsep intellegensi Quotient (IQ) yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis (cronological age -CA) dikalikan 100. Jadi rumusnya : IQ = ( MA/CA*100 ).
Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah 100. Jika usia mental orang itu di atas kronologis, maka IQ –nya lebih dari 100. Misalnya anak enam tahun dengan usia mental 8 tahun akan mempunyai IQ 133. Jika usia mentalnya di bawah usia kronologis, maka IQ nya di bawah 100. Misalkan anak usia 6 dengan mental 5 akan punya IQ 83. Berikut adalah klasifikasi IQ menurut Binet :
-          Genius 140 ke atas
-          Sangat cerdas 130-139
-          Cerdas (superior)  120 – 129
-          Di atas rata-rata 110 -119
-          Rata-rata 90-109
-          Di bawah rata-rata 80-89
-          Garis batas (bodoh) 70 -79
-          Moron (lemah pikir) 50-69
-          Imbisil, idiot 49 ke bawah

D.      Faktor- faktor yang memengaruhi perkembangan intelligen
Menurut Andi Mappiare (1982 : 180) hal-hal yang memengaruhi perkembangan intelligen antara lain :
-          Bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif
-          Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir pofesional.
-          Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam nmenyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan dan menunjang keberanian anak dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan  benar.
Tiga kondisi di atas sesuai dengan dasar teori piaget mengenai perkembangan intelligensi yakni :
-          Fungsi intelligensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis
-          Bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya struktur intelligensi baru, sehingga terjadi pula perubahan kualitatif.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan intelligensi adalah sebagai berikut :
1.      Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilas tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan diantara anak kembar, korelasi nilai tes IQ nya sangat tinggi sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkolerasi antara 0,40-0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10-0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara pisah, IQ mereka tetap berkolerasi sangat tinggi walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
2.      Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Intelligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Pekembangan otak bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan amat penting.
3.      Stabilitas intellegensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelengi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ adalah hasil dari suatu tes intelegensi atau (yang notaben hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas intelegensi tergantung perkembangan organ otak.
4.      Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ fisik maupun fisikis dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
5.      Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
6.      Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
7.      Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih metode juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
E.       Jenis - jenis Bakat
Berdasarkan cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Bakat yang berhububungan dengan kemampuan atau kemahiran dibidang pekerjaan tertentu, seperti bakat musik
2.      Bakat khusus tertentu yang diperlukan sebagai perantara untuk mewujudkan kemampuan tertentu misalnya bakat ruang (dimensi) diperlukan untuk mewujudkan bakat insinyur.
Pembagian dua jenis bakat ini selaras dengan pendapat bahwa bakat bukanlah meruakan sifat yang tunggal, melainkan sekelompok sifat yang berkumpul dan membentuk bakat.  Misalnya dalam bakat musik, syarat terwujudnya bakat musik tersebut harus didukung oleh kemampuan persepsi musik, yaitu kepekaan akan nada kepekaan atas keserasian nada, kepekaan akan volume suara dan kepekaan akan ritme atau irama. Selanjutnya, sifat-sifat tersebut ada yang saling tergantung dalam membentuk suatu bakat, sehingga tanpa hadirnya suatu sifat, bakat tertentu tidak akan muncul. Tetapi ada pula yang tidak tergantung, misalnya kemampuan bersuara bagus tidak diperlukan bagi bakat mencipta musik seseorang.
Bakat juga digolngkan menurut fungsi dan aspek – aspek yang terlibat dan yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, yaitu:
a.       Bakat psikofisik
Bakat psikofisik adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar bakat tersebut. Seperti kemampuan motorik, ketangkasan, kekuatan badan, kelincahan jasmani, keterampilan jari, dan anggota tubuh lainnya.
b.      Bakat kejiwaan yang bersifat umum
Bakat kejiwaan yang bersifat umum adalah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan inteligasi.
c.       Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk adalah bakat yang terarah pada suatu bidang yang terbatas. Seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni, bakat ilmu, dan lain-lain. Sedangkan bakat majemuk seperti bakat hukum, bakat pendidik, bakat psikologi, bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik, dan lain sebagainya.
d.      Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan
Bakat yang lebih berdasarkan alam perasaan dan kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan dan menghayati perasaan orang lain. Dan lain sebagainya.
F.       Indikator Prilaku Intellegen dan Talentd
Indikator-indikator penting dari suatu perilaku intelligensi berdasarkan hasil penelitian mengenali kemampuan memproses adalah berkaitan dengan ingatan jangka pendek, pengetahuan umum, penalaran dan pemecahan masalah, dan prilaku adaptasi.
a.       Ingatan jangka pendek
Orang-orang yang memilki intelligensi yang tinggi cenderung  lebih cepat dan akurat di dalam memproses informasi jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki intelligensi rendah. Hal ini berlaku pada proses menggali kembali atu membaca pengetahuan dari ingatan.
b.      Pengetahuan umum
Pengetahuan umum merupakan bagian penting dari intelligensi manusia yaitu kemampuan menyimppan informasi di dalam ingatan dalam bentuk skema yang terorganisasikan dengan baik dan mengakses kembali informasi itu secara efisien merupakan karakteristik penting dari intelligensi atau kecerdasan.
c.       Penalaran dan pemecahan masalah
Kemampuan penalaran dan pemecahan masalah merupakan  komponen penting dari intelligensi manusia. Penalaran dicirikan dengan adanya usaha elemen-elemen informasi yang diketahuiuntuk menghasilkan informasi baru.
d.      Adaptasi 
Kemampuan adaptasi merupakan suatu prilaku yang sangat kompleks,  karena di dalamnya melibatkan sejumlah fungsi intelektual misalnya penalaran, ingatan kerja dan belajar keterampilan.
G.      Nilai Intelligensi dan Bakat dalam Kegiatan Belajar
Intelligensi merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Salah satu cara yang digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya intelligensi adalah dengan menerjemahkan hasil test intelligensi ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk  mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang. Intelegensi sebagai unsur kognitif dianggap memegang peranan yang cukup penting. Sebagian orang beranggapan bahwa hasil tes intelegensi yang tinggi merupakan jaminan kesuksesan dalam belajar sehingga bila terjadi kasus kegagalan pada anak yang dimiliki IQ tinggi akan menimbulkan reaksi berlebihan berupa kehilangan kepercayaan institusi yang menggagalkan anak tersebut. Sejalan itu tidak kurang bahayanya adalah anggapan hasil tes IQ yang rendah merupakan ponis akhir bahwa individu yang bersangkutan tidak mungkin dapat mencapai prestasi yang baik. (Azwar, 2004).
H.      Peranan keluarga dan sekolah dalam mengasah multiple intelligenci dan bakat anak dan remaja
Orang tua menjadi kunci utama dalam mengasah dan memupuk bakat anak. Sebab bakat yang dimiliki anak berpotensi membantu anak menjalani kehidupan kelak. Dan para orang tua dalam mengasah intelligensi anak itu bisa bermacam-macam caranya, akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa pola asuh pada anak berpengaruh kepada intelligensi anak, begitupun sebaliknya.
Setiap anak dianjurkan diberikan stimulus sejak dini, sehingga dapat mengembangkan keunggulan potensinya secara optimal. Untuk itu, dibutuhkan peran dan perhatian orang  tua lebih intensif lagi.
Suatu studi yang dilakukan pada tahun 1954 menunjukkan bahwa kecerdasan dapat dibina. Hal ini dibina oleh Aaron stren dari AS dengan memberikan stimulasi pada anak perempuannya, edith, setiap hari suatu satukata baru dengan menggunakan flashcard, mendengarkan musik klasik dan berbahasa orang dewasa (bukan bahasa bayi).
Hasilnya, pada usia belum genap satu tahun, edith dapat berbicara dalam kalimat lengkap, pada usia lima tahun ia berhasil membaca semua jilid ensiklopedia britanica dan pada usia dua belas tahun diterima di michigan state university.
Dari contoh di atas jelaslah bahwa orang tua sangat berperan penting dan mengembangkan intelligensi dan bakat anak. Namun orang tua baru menyadari bahwa anaknya punya bakat saat anak berusia 3 tahun.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan orang tua sebagai lingkungan yang kondusif bagi pengembangan diri anak, menurut Reni mengutip pendapat Amabile (1989), adalah :
1)      Kebebasan : orang tua perlu memberikan rasa bebas, tidak selalu berusaha mengendalikan anak dan tidak merasa cemas berlebihan dengan apa yang dilakukan anak.
2)      Rasa hormat : orang tua menghargai keberadaan anak sebagai individu yang unik dan memiliki kemampuan tertentu.
3)      Kedekatan emosional : orang tua tidak bersikap posesif yang menyebabkan anak memiliki sikap ketergantungan pada orang lain.
4)      Penanaman nilai : orang tua menanamkan nilai-nilai yang perlu diketahui anak dalam hidupnya, bukan menjejali berbagai macam aturan yang menyeramkan.
5)      Penekanan prestasi : anda lebih menekankan pentingnya meraih hal sebaik mungkin, bukan semata-mata memperoleh angka tinggi di raport.
6)      Minat : ibu, ayah perlu memiliki keberagaman minat dengan tidak menekankan pada perbedaan status sosial ataupun tuntutan sosial.
7)      Hargai kreatifitas: anda mendukung anak untuk melakukan hal-hal kreatif melalui tersedianya peralatan dan pengalaman baru yang menarik.
8)      Visi : anda harus memiliki visi yang jelas menyangkut buah hati bahwa mereka harus mampu melakukan hal-hal luar biasa yang kreatif sesuai dengan bakat serta keterampilan yang dimilikinya.
Selain itu orang tua memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini semua dapat dimulai sejak bayi. Suasana yang penuh kasih sayang mau menerima anak apa adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, apektif maupun psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul di masa yang akan datang.
Memahami anak merupakan suatu keberhasilan pendidikan yang mana sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua dan pendidik dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, di mana setiap anak dilihat sebagi individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain namun saling melengkapi dan sangat berharga. Selain memahami bahwa anak merupakan individu yang unik, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya memahami anak, yaitu bahwa anak adalah anak bukan orang dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa yang mempunyai ukuran mini.
Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak. Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam. Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh semangat apabila terkai dengan penuh suasana yang menyeenangkan.
Anak selain  tumbuh secara fisik juga berkembang secara psikologis ada fase-fase perkembangan yang di laluinya dan anak menampilkan berbagai prilaku sesuai dengan ciri-ciri fase perkembangan tersebut. Pada dasarnya anak memiliki kebiasaan diantaranya :
-          Senang meniru
Anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk prilaku bersemangat dalam mempelajari hal-hal yang baru.
-          Kreatif
Anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, berimajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di TK atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konveregen, sementara cara berfikir secara divergen kurang dirangsang.
Orang tua dan guru perlu memahami kreatifitas yang ada pada diri anak-anak dengan bersikaf luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak, namun secara rendah hati mau menerima gagasan anak yang mungkin nampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas menyadari akan arti pentingnya hidup orang tua bagi pengembangan kecerdasan dan kreatifitas anak, maka sangat dianjurkan keada setiap orangtua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra putrinya untuk mengembangkan kemampuan bahasa misalnya biasakan agar orang tua rajin menjalalin percakapan dengan anak. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya. Sementara untuk  memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya proses telur yang menetas dan sebagainya. Kita bisa mengaitkan semua kegiatan di atas sebagai suatu aktifitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini merupakan sebagian dari hal-hal yang dapat merangsang pengembangan kecerdasan anak/anak didik.



















BAB III
                      PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat penulis sampaikan bahwa yang dimaksud dengan intelligensi menurut  David Wechsler ialahsebagaikumpulanatautotalitaskemampuanseseoranguntukbertindakdalamtujuantertentu, berfikirsecararasional, sertamengahadapilingkungannyadenganefektif. Sedang bakat merupakan sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, misalnya menulis Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami yang dibawa sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memilki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang.
Inteligensimerupakansuatukonsepmengenaikemampuanumumindividudalammenyesuaikandiridenganlingkungannya.Dalamkemampuan yang umumini, terdapatkemampuan-kemampuan yang amatspesifik.Kemampuan-kemampuan yang spesifikinimemberikanpadaindividusuatukondisi yang memungkinkantercapainyapengetahuan, kecakapan, atauketrampilantertentusetelahmelaluisuatulatihan.Meskipun bakat dan intellegensi merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya akan saling berkaitan. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang. Bakat dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara ginetik struktur otak telah terbentuk secara lahir, tetapi berfungsinya otak sangat ditentukan oleh peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Delphine, Bandi, Psikologi Perkembangan (anak berkebutuhan khusus), Sleman : PT Intan sejati Klaten, 2009
2.      Sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : Rajawali Pers, 2009
3.      Sunarto, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rieneka Cipta, 2008



[1]Bandi Dhelpie, psikologi perkembangan, 2009 ; 90
[2]Djaali,. Psikologi Pendidikan, 2007 : 04
[3]Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, 2009 : 156
[4]Teori Multi Intelegensi, 2008 : 07-08
[5]Bandi Dhelphin, Psiklogi Perkembangan, 2009 : 90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar