KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur
sudah sepatutnya kita panjatkan ke
hadirat Allah swt,yang telah melimpahkan karunianya kepada kita semua, tak lupa
shalawat serta sallam kita curah limpahkan kepada jungjungan kita yaitu nabi
Mhuhamad saw,makalah ini dapat di susun dan disajikan sebagai tugas dari mata
kuliah”sejarah dakwah dan pendidikan persis”dan menjadi diskusi dengan harapan
semoga dengan tersampaikanya materi ini bisa menambah pengetahuan kita terhadap
sejarah persis dan karena kita tentunya
sangat perlu mengetahui sejarah terbentuknya persis hingga
organisasi-organisasinya dan semoga dapat menambah wawasan bagi kita semua.Amin...
Dan sekiranya masih terdapat banyak keslahan dari
pembuatan makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar besarnya semoga dari
pihak dosen maupun mahasiswa dapat memakluminya sebab kekurangan sudah tententu
terdapat pada manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
BAB II................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................
a.
Anatomi
persis
b.
Refleksi
Perkembangan Sejarah Persis ...................................................................
PENUTUP .......................................................................................................................... .............................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman penjajahan telah
berdiri organisasi-organisasi Islam sebagai bentuk kesadaran masyarakat
terutama umat Islam untuk selalu menegakkan agama Islam dan menentang
tindakan-tindakan penjajah yang selalu menindas masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah yang ditempuh diantaranya adalah peningkatan kekuatan dalam
bidang politik, budaya, ekonomi maupun dalam hal pendidikan. Diantara
organisasi-organisasi Islam tersebut terdapat sebuah organisasi yang kita kenal
sebagai organisasi Persatuan Islam (Persis). Organisasi ini selain berupaya
untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada masyarakat juga berupaya untuk
menanamkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya pendidikan terutama
pendidikan agama. Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir keterbelakangan
rakyat Indonesia dan memberikan modal keagamaan bagi mereka untuk menghadapi
perlawanan-perlawanan yang datang dari luar
A.
Rumusan masalah
1. Mengetahui bagaimana anatomi
2. Mengetahui refleksi pengembangan pesantren persis
B.
Tujuan masalah
1.
Untuk Mengetahui bagaimana
anatomi
2.
Untuk Mengetahui refleksi
pengembangan pesantren persis
BAB II
PEMBAHASAN[1]
A.Anatomi ( organisasi ) Persis Dari Tahun 1936 Sampai Sekarang
Organisasi Otonom dalam jam’iyyah persis terdiri dari lima kelompok organisasi yaitu:
1.
Persatuan
islam istri ( persistri ) adalah organisasi ibu-ibu persis
2.
Pemuda
persatuan islam ( pemuda persis ) adalah organisasi kepemudaan persis
3.
Pemudi
persatuan islam ( pemudi persis ) adalah organisasi [2]kepemudian
persis
4.
Himpunan
Mahasiswa Persatuan Islam ( hima prsis ) adalah organisasi mahasiswa persis
5.
Himpunan
Mahasiswi Persatuan Islam ( himi persis ) adalah organisasi mahasiswi persis
a.
Persistri
Prsatuan
islam istri atau di singkat persistri adalah satu badan otonom persatuan islam
( persis ), bertugas membantu persis dalam bidang pembinaan perempuan terutama
yang berusia diatas 35 tahun.Persistri di resmikan dalam konferensi III persis
di gedung persis bandung yang di hadiri 300 peserta, pada 11 syawal 1355
bertepatan dengan 25 Desember 1936, kurang lbih setelah persis berdiri.Dalam
konferensi tersbut diputuskan Qanun persis yang baru,Qanun persistri sebagai
bagian istri dari persis, dan Qanun penddikan islam sebagai bagian sekolah
.
Persistri
didirikan untukmelaksanakan jihad Persis
dalam masalah pendidikan, dakwah, dan kemasyaraktan di kalangan perempuan.visi
misi persistri adalah Terciptanya masyarakat perempuan yang berpegang teguh
pada syariat islam berdasarkan qur’an sunah ( VISI ),dan Syariat islam tersebar
merata dan diamalkan dalam segala aspek kehidupan selirih anggota persistri (
MISI ).
b.
Pemuda
Persis
Pemuda persis bertujuan agar para anggota khususnya dari kaum muslmn pada
umumnya memahami,mengamalkan dan mendakwahkan aqidah,ahlak, dan syariat islam
berdasarkan quran sunah, sebagai pemuda islam yang brsifat haraqah tajdid,
pemuda persis bergerak dalam bidang garapan, antara lain bidang pendidikan,
dakwah dan aktivitas lainya menurut qur’an sunnah.
Pemuda persis berdiri sebagai bagian otonmi di bawah
binaan dan naungan persis pada tanggal 22 Maret 1936 dalam rapat anggota persis
yang di pimpin oleh H.Azhari atas gagasan Fachruddin Al-Kahiri dan kemas ahmad
yang mengutarakan segera perlunya di bentuk organisasi khusus pemuda untuk membina para pemuda sebagai kader dalam wadah organisasi
terssendiri,terpilih sebagai ketuanya adalah Djoedjoe, para pemuda yang yang
terjun dalam pendidikan di pesantren prsis itu antara laih Mohamad Natsir,
Fachruddin Al-Kahiri, E.Abdurrahman, O.Qomarudin, dan Abdul Qadir Hassan.
a.
Pemudi
Persis
Pemudi
persis pemudi persis berdiri secara resmi sebagai bagian otonom di bawah
naungan persis tanggal 28 februari 1954, Awal berdirinya pemudi persis bernama Jam’iyyatul
Banat , nama itu terdapat pada “Anggaran Dasar Jam’iyyatul Banat “
pasal 1 tertanggal 18 Desember 1956 yang di tandatangani oleh ketua umum Jam’iyyatul
Banat pertama, Aminah D.Sjihab, dan sekretaris-I,Permasih Hassan.
Sebenarnya
Jam’iyyatul Banat , pertama kali berdiri, telah menggunakan nama
“pemudi” untuk menyebut dirinya( bukan organisasi ), seperti tertulis pada
pasal 4 tentang maksud dan tujuan Jam’iyyatul Banat yaitu (1)
meninggikan derajat pemudi dalam rumah tangga dan masyarakat sesuai dengan
ajaran Islam; (2) mempersatukan pemudi Islam dalam satu susunan jama’ah
Sementara
dalam pasal 5 tentang usaha, jam’iyyatul banat berus aha untuk ;(1) memperdalam
pengetahuan agama islam dan pengetahuan agama islam dan pengetahuan yang di
anggap perlu dan tidak bertentangan dengan ajaran islam di kalangan anggota dan
wanita islam.(2)mengadakan da’wah dan memperluas syiar islam dan mendidik
anggota untuk mengamalkanya, serta memberi teladan kepada umum terutama peemudi
yang tidak faham tentang esehari-hari (3)mengusahakan terbentuknya
cabang-cabang di seluruh indonesia (4) menjalankan usaha lain yang di benar Kan
oleh islam.
Dalam
organisasi terdapat 6 program kerja yaitu: (1) menyempurnakan sususan plimpinan
mulai pusat sampai [3]Ranting.(2)
memperbanyak anggota atau membentuk cabang. (3) mengadakan registrasi anggota.
(4) menyempurnakan administrasi dari pusat keranting. (5) menyempurnakan
bagian-bagian dengan usahanya. (6) peninjauan daru PP ke cabang.
Dalam
bidang pendidikan terdapat program kerja, yaitu: (1) memilihara anggota dengan
mengadakan tabligh-tabligh, khusus-khusus, dan pertemuan-pertemuan. (2)
menyelenggaraktan pendidikan keagamaan, keibuan atau kewanitaan. (3)
mengusahakan agar terjelma guru-guru Taman Kanak-kanak yang berjiwa islam dan
berdirinya sekolah taman kanak-kanak tiap cabang. (4) membuat petunjuk atau
tuntunan organisasi atau administrasi (5) mengdakan latihan atau kader
ditiap-tiap cabang.
b.
Hima dan Himi Persis
Himpnan Mahasiswa (HIMA) dan Himpunan
Mahasiswi ( HIMI )di dirikan pada
tanggal 24 Maret 1996 di cianjur dengan tujuan membentuk insan akademis,
mujadid, revolusioner, dan kepribadian islami menurut Al-Qur’an dan As-Sunah.
Tujuan tersebut di lakukan berbagai usaha anatara lain:(1)Hima Persis berusaha
menghimpun dan mengembangkan potensi mahasiswa dalam upaya meningkatkan
pembinaan mahasiswa dan masyarakat.(2)Membimbing,membina, dan menggerakan
anggota guna meningkatan fungsi HIMA
PERSIS sebagai organisasi kader bagi masyarakat.(3)Berperan secara aktif,
kreatif, konstruktif dan inovatif dalam mengembangkan pemikiran keagamaan ,
ilmu pengetahuan dan teknologi
bagikemaslahatan umat. (4)Menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi dan
instansi.(5)Mengamalkan segala usaha yang selaras dengan tujuan organisasi
B.
Sejarah
pesantren persis
Persatuan
Islam adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas
keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Persis
didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan
aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari
pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur
dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau
menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh
karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis
mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits (sabda Nabi).
C.
Pendidikan
Islam
Pendidikan formal pertama yang ada di lingkungan keluarga besar
persatuan islam adalah pendidikan islam {pendis} yang didirikan oleh muhamad
natsir.Organisasi tidak terlalu tepat pendis dikategorikan sebagai salah satu
lembaga pendidikan “milik” persis karena di dalamnya terlibat tokoh-tokoh
persis.Bahkan menjelang ditutup oleh jepang; pendis sempat menggunakan gedung
milik persis. Di jl.lengkongkong besar 74 bandung .
Pendidikan islam bermula cita-cita dan
idealisme natsir mengenai pendidikan islam dan umat islam setelah melihat
kenyataan yang terjadi di lapangan saat itu.saat itu natsir masih duduk di AMS
{Algemenee Midele school}di bandung dan telah cukup lama belajar agama dibawah
bimbingan A.Hassan.Natsir melihat kenyataan bahwa tingakat kesejahteraan rakyat
pribumi kebanyakan yang hampir semua umat islam jauh dibawah kejahteraan para
penjajah belanda yang jelas-jelas telah menidas mereka.Lebih menyedihkan
Natsir, banyak umat islam menganggap hal ini sebagai takdir tuhan yang harus
mereka terima.
Pada bulan meret 1932, diselenggarakan
pertemuan dengan kaum muslimin yang menaruh perhatian terhadap masalah
pendidikan.Pertemuan ini[i] Menyepakati berdirinya lembaga
pendidikanbernama”pendidikan islam” yang cikal bakalnya adalah kursus sore hari
yang di rintis oleh Natsir. Usaha yang akan dilakukan oleh lembaga pendidikan
ini adalah menyelenggarakan dan mengembangkan pelajaran-pelajaran ilmu modern
yang dipadukan dengan pelajaran dan
pendidikan islam dalam arti yang seluas-luasnya adapu program yang
dijalankanya antara lain:mendirikan sekolah-sekolah seperti [4]frobel school { taman
kanak-kanak},HIS,MULO,serta pertukangan dan perdagangan: mengadakan asrama
{internaat} mengadakan kursus-kursus dan
ceramah-ceramah.{rosidi,1990:169}.selain itu dibuka pula kweekschool {sekolah
guru}.Natsir sendiri dipercaya untuk menjadi ketua di lembaga “pendidikan
islam”
Kurikulam
pendidikan islam disusun untuk mencapai tujuan
a. Memenuhi
kekurangan pelajaran untuk anak-anak muslim
b. Mengatur
pelajaran dan pendidikan yang akan diberikan kepada ank-anak muslim itu dengan
berdasar dan ber-ruh islam berikut prakteknya yang perlu dengan cara yang lebih
rapi,
c. Mengatur
segala didikan yang akan diberikan untuk menjaga agr anak-anak muslim tidak
hanya bergantung untuk menjaga agar anak-anak muslim tidak hanya bergantung
untuk menjadi pegawai sesudah lulus, melainkan sebisa-bisanya bekerja dengan
tangan sendiri
sesuai
dengan tujuanya, pendidikaan islam memang tidak secara khusus bertujuan
mencetak ahli-ahli agama {ulama} tidak seperti pesantren persatuan
islam-seperti yang akan dijelaskan oleh sebagian orang, jenjang-jenjang
pendidikan yang diselenggarakan oleh pendis dianggap seperti pendidikan umum,
hanya bermuatan islam.Ada kalanya orang tua murid yang mengharapkan anaknya
memiliki pengetahuan agama lebih mendalam, pada sore hari memasukan anaknya
kepesanteren persatuan islam {pesantren kecil}
pendidikan
islam semakin lama semakin berkembang, bahkan pada tahun 1938 atas inisiatif
alumnus-alumnus pendis bandung sekolah
model pendis ini sempat di buka di lima tempat lain di jawa barat juga di
bangka dan kalimantan perjalanan tidak selamanya mulus.setelah beberapa bulan
pindah kegunung yang lebih besar di jalan lengkong basar 16, penyongkong ke
uangan trbesar pendis, haji muhamad yunus,meninggal.sejak saat itu pendis mulai
merasakan kekurangan keuangan sampai-sampai diusir oleh pemilik gedung di jalan
lengkong besar 16 itu karena tidak sanggup membayar sewa. Namun demikian natsir
dan pendis-nya tetap bertahan dengan memanfaatkan gedung milik persatuan islam
di jalan lengkong besar 70 bandung sampai akhirrnya ditutup oleh pemerintah
jepang pada tahun 1942.
D.
Pesantren
persatuan islam di bandung dan bangil
Pesantren
Persatuan Islam pertama kali didirikan di Bandung di Masjid Persatuan Islam
pada tahun 1936 (1 Dzulhijjah 1354 H) oleh Ustadz A. Hassan
(sebagai Kepala Pesantren dan Guru), M. Natsir (kelak pernah menjadi
Perdana Mentri), R. Abdul Qadir dan Ustadz M. Ali Al-Hamidi (sebagai Guru)
dengan jumlah siswa 40 orang dari hampir pelosok tanah air dan manca negara. Pesantren Inilah yang
pada tahun 1940 dipindah ke Bangil hingga sekarang bersamaan dengan kepindahan
sebagian besar pengurusnya.
Tujuan mendirkan Pesantren itu ialah akan
mengeluarkan mubalighin yang sanggup menyiarkan, mengajar, membela, dan
mempertahankan Agama mereka, agama Islam, dimana saja mereka berada.
·
Pesantren Putera di Bangil
Pesantren dipindahkan
ke Bangil dalam permulaan bulan Maret 1940. Murid-murid yang belum mendapat
pelajaran yang cukup waktu di Bandung dibawa pindah ke Bangil, untuk ditamatkan
beberapa pelajaran lagi.Tahun 1941 adalah tahun mengembirakan sekaligus
menyedihkan. Menggembirakan karena pada tahun itu muridnya berjumlah 12 orang
yang sebagian besar berasal dari luar kota. Menyedihkan karena pada tahun itu
pecah perang Jepang sehingga pesantren ditutup dan muridnya kembali ke daerah
masing-masing. Santri dari luar pulau tidak bisa pulang pada tahun 1943
mendirikan pesantren kecil untuk anak-anak yang akhirnya pun harus ditutup pada
tahun 1945 karena kondisi penjajahan yang tidak memungkinkan.
·
Pesantren
Dalam Tahun 1950
Diakhir
tahun 1950 (Oktober), sesudah keadaan dan suasana agak menyenangkan, atas
permintaan banyak ibu-bapak murid-murid Pesantren dibuka kembali dengan sifat
yang agak lebih luas dari yang sudah.
Dan
itu menjadi perhatian kawan-kawan di Bangil, lalu diadakan panitia kecil terdiri dari dua
tiga saudara untuk menyelenggarakannya. Pesantren
·
Dalam Tahun 1951
Pada tanggal 11 Juni
1951 terbentuklah satu Panitia Besar untuk menyelenggarakannya, terdiri dari
saudara-saudara:
penaasehat
|
1.Moh.Natsir
2.Muhammad bin Salim Nabhan 3. (Alm) A. Hassan |
Ketua Umum
|
Abdullah Nabhan
|
Wakil Ketua
|
Ahmad Bauzir[5]
|
Penulis
|
Hadikaslar
|
Bendahara
|
Moh. bin Salim Nabhan
|
Pembantu-pembantu
|
1.AbdurrahmanAl-Habsyi
2.Mulyosudarmo 3.AbdulMu'in 4.H.M.Qamar 5.A.Bajuri 6.NuruddinKarim 7.AbdulkadirHassan 8.H.Ismail 9. A. Karim Attamimi |
Kini Pesantren Persis baik Putra maupun Putri telah berdiri megah di kota Bangil dengan fasilitas yang sangat mendukung proses
belajar dan mengajar.
Bahkan perkembangan
Pesantren ini tidak hanya menarik pelajar yang datang dari hampir seluruh
pelosok Indonesia melainkan juga pelajar dai manca negara seperti Malaysia,
Singapura, Malaysia, dll.
E. Pesanteren persatuan
islam pada zaman jepang sampai masa refolusi
Kedatangan jepang ke indonesia pada tahun 1942 membawa perubahan yang cukup
signifikan dalam keehidupan yang bangsa indonesia,umumnya,dan umat
islam,khususnya.perubahan itu bermula dari uasaha japanisasi indonesia oleh
penguasa militer jepang di indonesia seperti yang di lakukanya dengan sukses
terhadap taiwan, korea, dan manchuria. Hal
pertama yang dilakukan dalam usaha japanisasi itu adalah menghapuskan penetrasi
barat dan menghilangkan pengaruh arab.kedua pengaruh asing tersebut harus
diganti dengabn semangat jepang. Bahkan.jepang menginginkan agar bahasa jepang
menjadi sehari-hari {lingkua franca}di seluruh asia. Usah yang lain di lakukan
adlah memperkenalkan segal sesuatu yang berbau jepang seperti buku-buku teks
berbahasa jepang, istilah-istilah pemerintah dalam bahasa jepang, hari-hari
besar jepang,dan sebagainya. Sai keirei yang di anggap perbuatan syirk
{menyangkutkan tuhan }pun harus di lakukan oleh seluruh rakyat indonesia, tidak
terkecuali umat islam, dalam setiap kegiatan sebagai penghormatan kepada kaisar
jepang.
Dalam bidang
pendidikan, kebijakaan jepang lebih ekstrim lagi. Japang menganggap bahwa
pendidikan merupakan intrusmen paling penting untuk melakukan penetrasi ide dan
kebudayaan epang di tenggah-tenggah
kehidupan bangsa indonesia.oleh sebab itu jepang menguasai kurikulum sekolah
dengan tangan besi dan memasaksakan bahasa jepang sebagai pengganti bahasa
belanda terhadap pendidikan islam, khususnya. Jepang bahkan menganggapnya
sebagai memiliki bahaya yang potensial terutama bagi rakyat di perdesan bahaya
di kemungkinkan besar karena anggapan jepang bahwa pendidikan islam sangat
bermuatan arab yang bagi jepang sangat mengancam dan berbahaya.
Di
porkmassikannya kemerdekan indonesia tanggal 17 agustus 1945,tidak hanya
menadakan perubahan baru dalam peta politik nasioonal. Lebih darui itu,
proklmasi mengawaliu sebuah revolusi sosial yang melibatkan seruruh rakyat
dalam seuasana perang tidak hanya di jakarta, tapi ikut merembet ke kota-kota
lain di seluruh nusantara, bahkan ke perdesaan-pardesan.di surabaya sempat terjadi
pertempuran sangat hebat tanggal 10 november 1945 yang begitu terkenal dan
menelan begitu banyak korban, baik dari pihak rakyat indonesia., maupun sekutu.
Di bandung timbul peristiwa “bandung lautan api”.di sulawesi pembantaian rakyat
yang sangat kejam oleh Westerling begtu memilaukan hati. Di medan, aceh,
kalimantan,sulawesi , dan daerah- daerah lain dari suasana seperti itu.
Sejak zaman
jepang, seluruh aktivitas persatuan
secara organistoris hampir hilang.aktivitas persatuan islam lebih
menekankan pada aktivitas individual. Keadan itu semakin parah ketika revolusi
meletus . hampir semua aktivis persatuan
islam ikut terlibat dalam hiruk pikuk revolusi. Keadann mulai mereda sekitar
akhir tahun 1948.ketika perang mulai surut, para pengungsi telah mulai kembali
ketempat asal masing-masing,saat itu para aktivis persatuan islam mulai
berpikir untuk kembali membenahi persatuan islam yang kocar kacir selama
pendudukan jepang dan meletusnya revolusi.
F.
Pengembangan
Pesantren Persis Ke Daerah- Daerah Lain
Seperti telautkan, pada tahun 1963 bidang pendidikan persatuan
islam mengkoordinasikan sekitar 20 pesantren
yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat dan wilayah lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya hingga tahun 1980 terdapat 78 pesantren di
berbagai daerah. Sampai saat itu, selain Pesantren Persatuan Islam Bandung dan
Bangil, tidak ada yang termasuk dalam kategori besar. Rata-rata jenjeng yang di
buka hanya tingkat ibtidaiyyah dan beberapa pesantren memiliki tingkat
tsanawiyyah. Untuk melanjutkan pendidikan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (mu’allimin), mereka harus mengirimkan santrinya ke Bandung atau ke
Bangil. Baru antara tahun 80 sampai 90-an muncul beberapa pesantren yang cukup
besar (memiliki santri lebih dari 1000 orang) seperti Pesantren Persatuan Islam
no. 19 Bentar Garut, Pesantren Persatuan no. 67 Benda Tasikmalaya, Pesantren
Persatuan Islam no. 76 Tarogong Garut. Pesantren-pesantren besar ini biasanya
membuka kelas mu’allimin. Dengan demikian sampai tahun 1983, pesantren yang
tergolong besar praktis hanya pesantren persatuan islam pajagalan bandung dan
pesantren persatuan islam Bangil.
Dalam beberapa kasus, berdirinya pesantren-pesantren Islam di
berbagai daerah dirintis oleh para alumni pesantren persatuan islam Bandung
atau Bangil. Kasus ini dapat dilihat misalnya pesantren persatuan islam no. 67 Benda Tasikmalaya dan
pesantren persatuan islam no. 32 Ciawi Tasikmalaya. Pesantren Benda dirintis
oleh Aminullah (alm), salah seorang
murid A. Hassan saat di Bandung. Sedangkan sedangkan pesantren Ciawi didirikan
oleh Suraedi, alumni pesantren persatuan islam bandung tahun 50-an, pada tahun
60-an. Selain di tasikmalaya, di banjaran kabupaten bandung , terdapat
pesantren persatuan islam yang didirikan oleh alumni pesantren persatuan islam
bandung, yaitu Entang Sulaeman. Setelah zaman revolusi, Entang Sulaiman yang pernah
sekolah di pendis dan nyantri di pesantren kecil tidak melanjutkan sekolah
sampai tingkat mu’allimin, ia memilih untuk membuka pesantren di banjaran.
Pesantren [6]itu kini terletak di Jl.
Pajagalan banjaran bandung. Selain ketiga pesantrentersebut, banyak pesantren
di daerah-daerah lain yang sengaja dibuka oleh para alumnipesantren persatuan
islam sendiri, terutama bandung dan bangil.
Ada
pula pesantren yang didirikan oleh anggota pesantren persatuan islam yang
mendirikan cabang persatuan islam didaerahnya. Selain mendirikan cabang, mereka
pun membuka pesantren. Sebagai tenaga pengajar biasanya didatangkan
santri-santri pesantren persatuan islam yang telah pendidikannya
Keadan itu
semakin parah ketika revolusi meletus . hampir semua aktivis persatuan islam ikut terlibat dalam hiruk
pikuk revolusi. Keadann mulai mereda sekitar akhir tahun 1948.ketika perang
mulai surut, para pengungsi telah mulai kembali ketempat asal
masing-masing,saat itu para aktivis persatuan islam mulai berpikir untuk
kembali membenahi persatuan islam yang kocar kacir selama pendudukan jepang dan
meletusnya revolusi.
-
Pengembangan
Pesantren Persis Ke Daerah- Daerah Lain
Seperti telautkan, pada tahun 1963 bidang pendidikan persatuan
islam mengkoordinasikan sekitar 20 pesantren
yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat dan wilayah lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya hingga tahun 1980 terdapat 78 pesantren di
berbagai daerah. Sampai saat itu, selain Pesantren Persatuan Islam Bandung dan
Bangil, tidak ada yang termasuk dalam kategori besar. Rata-rata jenjeng yang di
buka hanya tingkat ibtidaiyyah dan beberapa pesantren memiliki tingkat
tsanawiyyah. Untuk melanjutkan pendidikan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (mu’allimin), mereka harus mengirimkan santrinya ke Bandung atau ke
Bangil. Baru antara tahun 80 sampai 90-an muncul beberapa pesantren yang cukup
besar (memiliki santri lebih dari 1000 orang) seperti Pesantren Persatuan Islam
no. 19 Bentar Garut, Pesantren Persatuan no. 67 Benda Tasikmalaya, Pesantren
Persatuan Islam no. 76 Tarogong Garut. Pesantren-pesantren besar ini biasanya
membuka kelas mu’allimin. Dengan demikian sampai tahun 1983, pesantren yang
tergolong besar praktis hanya pesantren persatuan islam pajagalan bandung dan
pesantren persatuan islam Bangil.
Dalam beberapa kasus, berdirinya pesantren-pesantren Islam di
berbagai daerah dirintis oleh para alumni pesantren persatuan islam Bandung
atau Bangil. Kasus ini dapat dilihat misalnya pesantren persatuan islam no. 67 Benda Tasikmalaya dan
pesantren persatuan islam no. 32 Ciawi Tasikmalaya. Pesantren Benda dirintis
oleh Aminullah (alm), salah seorang
murid A. Hassan saat di Bandung. Sedangkan sedangkan pesantren Ciawi didirikan
oleh Suraedi, alumni pesantren persatuan islam bandung tahun 50-an, pada tahun
60-an. Selain di tasikmalaya, di banjaran kabupaten bandung , terdapat
pesantren persatuan islam yang didirikan oleh alumni pesantren persatuan islam
bandung, yaitu Entang Sulaeman. Setelah zaman revolusi, Entang Sulaiman yang
pernah sekolah di pendis dan nyantri di pesantren kecil tidak melanjutkan
sekolah sampai tingkat mu’allimin, ia memilih untuk membuka pesantren di
banjaran. Pesantren [7]itu kini terletak di Jl.
Pajagalan banjaran bandung. Selain ketiga pesantrentersebut, banyak pesantren
di daerah-daerah lain yang sengaja dibuka oleh para alumnipesantren persatuan
islam sendiri, terutama bandung dan bangil.
Ada pula pesantren yang didirikan oleh anggota pesantren persatuan
islam yang mendirikan cabang persatuan islam didaerahnya. Selain mendirikan
cabang, mereka pun membuka pesantren. Sebagai tenaga pengajar biasanya
didatangkan santri-santri pesantren persatuan islam yang telah pendidikannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar