Rabu, 29 Oktober 2014

Makalah Konsep Nilai dan Kebajikan


BAB I
           PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan kepada Nilai dan Kebajikan dalam Hidupnya.Namun Nilai dan kebajikan itu sudah tentu ada yang baik dan ada pula yang jelek. Nilai yang baik itulah yang harus dilaksanakan oleh masing-masing individu, serta nilai-nilai yang jelek tidak dikembangkan dan harus ditinggalkan. Namun demikian sama-sama satu nilai kewajiban masih dapat didudukkan mana kewajiban yang lebih tinggi dibandingkan kewajiban yang lainnya yang lebih rendah hierarkinya. Hal ini dapat dikembalikan pada hierarki nilai menurut pada zaman dahulu, contohnya: kewajiban untuk beribadah haruslah lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban melakukan tugas politik, ekonomi, dan sebagainya. Disamping itu masing-masing bidang nilai masih dapat dirinci mana yang esensial dan mana yang instrumental. Misalnya: pakaian jilbab bagi kaum wanita, ini menyangkut dua nilai tersebut, yaitu nilai esensial, dalam hal ini ibadah menutup aurat, sedangkan nilai insaninya (instrumental) adalah nilai estetik, sehingga bentuk, model,warna, cara memakai dan sebagainya dapat bervareasi sepanjang dapat menutup aurat.
Karena nilai bersifat ideal dan tersembunyi dalam setiap qalbu manusia, maka pelaksanaan nilai tersebut harus disertai dengan niat. Niat merupakan I’tikad seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan penuh kesadaran. Dalam hal ini I’tikad tersebut diwujudkan dalam aktualisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam proses aktualisasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran tersebut, diwujudkan dalam proses sosialisasi di dalam kelas dan diluar kelas. Pada hakikatnya nilai tersebut tidak selalu disadari oleh manusia. Karena nilai merupakan landasan dan dasar bagi perubahan.
Nilai-nilai dan Kebajikan itulah yang merupakan suatu daya pendorong dalam hidup seseorang pribadi atau kelompok. Oleh karena itu nilai mempunyai peran penting dalam proses perubahan sosial.





B.     Perumusan Masalah
Adapun Perumusan Masalah dalam penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Apa Pengertian Nilai dan Kebajikan ?
2.         Apa saja Macam-macam Nilai dan Kebajikan ?
3.         Bagaimana Fungsi Nilai dan Kebajikan ?
4.         Bagaimana Nilai dan Kebajikan merupakan dasar moral bagi Manusia ?
5.         Bagaimana Konsep Nilai dalam Islam ?
6.         Bagaimana Konsep Kebajikan dalam Al-Qur’an ?


























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Nilai dan Kebajikan
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna.
Menurut Webster Nilai adalah prinsip, standar atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan.
Menurut Ibnu Qayyim Nilai adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekolompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya.
Menurut Muhammad Abduh Nilai adalah standart tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan.
Menurut Muhammad Fahru Razi Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu system yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi sekitar bagian-bagiannya
 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai.
Sedangkan pengertian kebajikan menurut  Ad-Durjani adalah sesuatu yang membawa kebaikan dan perbuatan baik.
Menurut Socrates kebajikan merupakan semacam kearifan atau kebijaksanaan yang menimbulkan keselarasan pada jiwa seseorang yaitu kesehatan, keindahan, dan kesejahteraan dari jiwa.
Jadi dari hasil pengertian di atas maka bisa disimpulkan bahwa Nilai Kebajikan adalah suatu tindakan atau perilaku yang baik yang dipercayai ada pada sesuatu dan memuaskan tiap-tiap individunya.
B.       Macam-macam  Nilai dan Kebajikan
Menurut Notonegoro Nilai dibagi menjadi beberapa bagian,diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Nilai Material
                  Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2.    Nilai Vital
                        Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3.    Nilai kerohanian
 Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
a.    Nilai Kebenaran
Yaitu Nilai yang bersumber pada akal atau rasio.
b.    Nilai Keindahan
Nilai yang bersumber pada nilai perasaan.
c.    Nilai Kebaikan
Nilai moral yang bersumber dari kehendak manusia.  
d.   Nilai Religious
Merupakan nilai kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Sedangkan Kebajikan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1.         Keadilan
2.         Kearifan
3.         Kepercayaan
4.         Ilmu
5.         Akal sehat
6.         Kebijaksanaan
C.   Fungsi Nilai dan Kebajikan
Nilai dan Kebajikan memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan manusia,adapun fungsi Nilai dan Kebajikan adalah sebagai berikut:
1.         Nilai dan Kebajikan membentuk dasar prilaku seseorang
2.         Nilai dan Kebajikan dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten
3.         Nilai dan Kebajikan menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang
4.         Nilai dan Kebajikan menentukan seseorang dalam kalangan Masyarakat
D.  Nilai dan  Kebajikan merupakan Dasar Moralitas Bagi Manusia
Jika setiap watak Manusia memiliki Nilai Kebajikan sebagai dasar moral dalam penyelenggaraan pemerintahan di negaranya masing-masing, maka tidak salah lagi, kalau tidak akan ada lagi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lembaga pemerintahan, karena martabat muncul dari akhlak dan budi pekerti yang baik, mentalitas, etos kerja dan akhirnya bermuara pada produktivitas dan kreativitas.
Nilai kebajikan memunculkan rasa percaya diri yang memungkinkan kita berdiri sama tegak, dan tidak didikte oleh bangsa lain untuk itu semua warga negara dapat mengambil peran dalam membangun negara sehingga menjadi masyarakat madani berdaya, berkeadilan, masyarakat yang tidak mudah dihina oleh kekuatan manapun.
Dengan nilai kebajikan sebagai dasar moral maka pemerintah di setiap Negara akan menciptakan suatu masyarakat yang didalamnya tidak ada lagi pihak yang merasa dirugikan.
E.  Konsep Nilai dalam Islam
Konsep Nilai dalam Islam sangatlah penting bagi setiap orang,karena dengan Nilai dan kebajikan seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Jika nilai diterapkan dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai pendidikan yang mana nilai dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapai dalam hal ini kita sebut dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Suatu nilai ini menjadi pegangan bagi seseorang yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta didik, nilai ini nantinya akan diinternalisasikan, dipelihara dalam proses belajar mengajar serta menjadi pegangan hidupnya. Memilih nilai secara bebas berarti bebas dari tekanan apapun.
Nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini bukanlah suatu nilai yang penuh bagi seseorang. Situasi tempat, lingkungan, hukum dan peraturan dalam sekolah, bisa memaksakan suatu nilai yang tertanam pada diri manusia yang pada hakikatnya tidak disukainya-pada taraf ini semuanya itu bukan merupakan nilai orang tersebut. Sehingga nilai dalam arti sepenuhnya adalah nilai yang kita pilih secara bebas. Yang dalam hal ini adalah pengaktualisasian nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran yang nantinya disajikan beberapa nilai-nilai yang akan diterapkan dan dilaksanakan secara langsung dalam proses belajar mengajar oleh guru. Sehingga dari situlah realisasi dari pada nilai itu terlaksana dengan baik.
Nilai dan Kebajikan dalam Islam mempunyai dua segi yaitu:
1.    Segi Normatif
Dalam Segi normatif menitik beratkan pada pertimbangan baik buruk, benar salah, hak dan batil, diridhoi atau tidak.
2.    Segi Operatif
Dalam Segi Operatif mengandung lima kategori yang menjadi prinsip standarisasi prilaku manusia, yaitu sebagai berikut:
a.       Nilai Baik
Yaitu Nilai yang baik yang dilakukan manusia, ketaatan akan memperoleh imbalan jasa (pahala) dan kedurhakaan akan mendapat sanksi.
b.      Nilai Setengah Baik
Yaitu Nilai yang setengah baik dilakukan manusia, sebagai penyempurnaan terhadap nilai yang baik atau wajib sehingga ketaatannya diberi imbalan jasa dan kedurhakaannya tanpa mendapatkan sangsi.
c.       Nilai Netral
Nilai yang bersifat netral, mengerjakan atau tidak, tidak akan berdampak imbalan jasa atau sangsi.

d.      Nilai Kurang Baik
Nilai yang sepatutnya untuk ditinggalkan. Disamping kurang baik, juga memungkinkan untuk terjadinya kebiasaan yang buruk yang pada akhirnya akan menimbulkan keharaman.
e.       Nilai Buruk
Nilai yang buruk dilakukan karena membawa kemudharatan dan merugikan diri pribadi maupun ketenteraman pada umumnya, sehingga apabila subyek yang melakukan akan mendapat sangsi, baik langsung (di dunia) atau tidak langsung (di akhirat).
Kelima nilai yang tersebut diatas cakupannya menyangkut seluruh bidang yaitu menyangkut Nilai Ilahiyah Ubudiyah, Ilahiyah Muamalah, dan Nilai Etik Insani yang terdiri dari nilai sosial, rasional, individual, biofisik, ekonomi, politikdan estetik. Dan sudah barang tentu bahwa nilai-nilai yang jelek tidak dikembangkan dan ditinggalkan. Namun demikian sama-sama satu nilai kewajiban masih dapat didudukkan mana kewajiban yang lebih tinggi dibandingkan kewajiban yang lainnya yang lebih rendah hierarkinya.
Karena nilai bersifat ideal dan tersembunyi dalam setiap qalbu manusia, maka pelaksanaan nilai tersebut harus disertai dengan niat. Niat merupakan I’tikad seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan penuh kesadaran. Dalam hal ini I’tikad tersebut diwujudkan dalam aktualisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam proses aktualisasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran tersebut, diwujudkan dalam proses sosialisasi di dalam kelas dan diluar kelas. Pada hakikatnya nilai tersebut tidak selalu disadari oleh manusia. Karena nilai merupakan landasan dan dasar bagi perubahan.
F.  Konsep Kebajikan dalam Al-Qur’an
Dalam Surat Al-Insan ayat 7 Al Qur’an bercerita tentang orang-orang baik (Abrar) yang disifati sebagai sosok yang selalu menepati nadzarnya, dan senantiasa takut terhadap siksa Allah.




Allah SWT Berfirman:

           “ Mereka memenuhi nadzarnya dan takut pada suatu hari akan adzab Allah yang merata “.         ( QS.Al-Insan : 7 )
                         Orang-orang yang telah sampai pada Maqam Abrar ( posisi orang-orang yang diberi predikat baik oleh Allah ) adalah orang yang beriman kepada Allah, iman kepada hari akhir, serta takut terhadap siksa Allah di hari kiamat. Nilai-nilai ini akan berdampak pada sikap dan perilaku mereka dalam kehidupan, begitu juga terhadap kaum fakir miskin. Mereka akan mampu merasakan terhadap apa yang dirasakan oleh kaum fakir, turut serta dalam kesedihan dan beban hidup yang mereka tanggung dalam kehidupan. Mereka kaum abrar adalah orang yang senantiasa peduli dan perhatian terhadap kehidupan sesamanya, memiliki sifat solidaritas yang tinggi dan mau ikut menanggung beban penderitaan orang-orang yang membutuhkan. Apa yang mereka makan juga dirasakan oleh kaum fakir miskin, mereka akan gemar untuk bersedekah atas hartanya demi untuk memenuhi kebutuhan hidup orang-orang yang lebih membutuhkan, bahkan mereka merelakan apa yang dimiliki demi kehidupan kaum fakir, miskin, anak-anak yatim, ataupun orang-orang yang dalam pengungsian. Hasan Al Bashri berkata, suatu ketika datang kelompok pengungsi kepada Rasul, kemudian Rasul memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menanggung beban hidup mereka sampai berlangsung selama tiga hari.
                        Kaum Abrar lebih mengutamakan kepentingan orang-orang yang membutuhkan, walaupun diri dan keluarganya juga membutuhkan. Mereka rela untuk memberikan bahan pangan yang mereka miliki dan mengutamakan orang lain, walaupun keluarganya juga memiliki rasa lapar.
Allah SWT Berfirman:

 “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridlaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.( QS.Al-Insan:9 )


 Mereka rela untuk memberikan apa yang dimiliki tanpa mengharapkan balasan kecuali ridla Allah. Atas pemberian yang mereka curahkan, tidak diharapkan pujian, ataupun sanjungan dari manusia. Namun, mereka melakukan itu hanya untuk mengharapkan ridla Allah karena mereka yakin bahwa hari kiamat akan benar-benar datang, dan manusia akan dihisab atas segala amal perbuatannya, jika ia berbuat baik, maka akan mendapat balasan yang baik, dan sebaliknya. Perilaku kaum abrar merupakan cerminan sikap seorang muslim sejati, sikap yang penuh perhatian dan peduli terhadap kehidupan sesama muslim dalam masyarakat.
Dalam konteks perekonomian modern Masyarakat Muslim, masalah  perekonomian merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, mereka saling bekerjasama dan saling tolong menolong untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, baik dari segi pangan, sandang, ataupun papan, sebuah sikap yang tidak ditemukan dalam sistem perekonomian apapun.
Allah SWT Berfirman :

 “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan ( yang sempurna ), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Ali Imran:92).
 Dalam ayat di atas, Al Qur’an menceritakan tentang maqam al abrar yang mungkin bisa dicapai oleh seorang muslim. Al Abrar bisa diraih dengan membentuk pribadi ataupun psikologi seorang muslim, yakni bisa disifati dengan pribadi yang memiliki sikap untuk peduli dan perhatian terhadap sesama dalam masyarakat.
Memberikan infaq di jalan Allah merupakan hal yang sangat berat untuk dilakukan manusia, karena seperti telah dijelaskan, manusia mempunyai sifat untuk cinta terhadap kekayaan dunia.Manusia lebih suka membelanjakan harta itu untuk memenuhi kepentingan pribadinya, daripada harus diberikan kepada orang lain, ia lebih suka mengumpulkan dan menyimpannya daripada dikeluarkan untuk kepentingan masyarakat, dan ini merupakan sifat dasar manusia.
Keutamaan manusia dalam Islam tidak terletak pada kekayaan ataupun kefakiran yang dimiliki,tetapi terletak pada hati dan amal perbuatanya.
Rosulullah SAW Bersabda:


“ Allah tidak akan memandang seseorang dari rura-rupanya,bentuk tubuhnya,harta-hartanya tetapi Allah akan melihat kepada Hati-hatinya dan amal perbuatanya “.
Kebajikan bisa dicapai bukan hanya dengan mengerjakan shalat,Infak dan Ibadah lainya,namun kebajikan yang bisa mengantarkan kita ke Maqam Abrar sangat beragam dan lebih dari itu. Al-Abrar adalah orang-orang yang berpegang teguh terhadap Iktikad-iktikad dasar dalam agama, hal ini meliputi Iman kepada Allah, hari akhir serta hal-hal lain yang berkaitan dengan keduanya.






















BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai.Sedangkan Kebajikan adalah suatu tindakan perilaku kebiasaan untuk berbuat baik-baik atau dalam kondisi ideal merupakan perilaku yang telah dapat mengikuti tuntunan watak sejati secara alami.
Nilai dikelompokan menjadi beberapa bagian,yaitu Nilai Material,Nilai Vital,dan Nilai Kerohanian,yang mliputi Nilai Kebenaran,Nilai Keindahan,Nilai Kebaikan dan Nilai Religius.Sedangkan Kebajikan dikelompokan mnjadi beberapa bagian,diantaranya keadilan,kepercayaan,kearifan,Ilmu,akal sehat dan kebijaksanaan.
Nilai dan Kebajikan memiliki beberapa fungsi,diantaranya membentuk dasar prilaku seseorang,menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang dan menentukan posisi seseorang dalam kalangan Masyarakat.
Nilai dan kebajikan sebagai dasar moral maka pemerintah di setiap Negara akan menciptakan suatu masyarakat yang didalamnya tidak ada lagi pihak yang merasa dirugikan.
Konsep Nilai dalam Islam sangatlah penting bagi setiap orang,karena dengan Nilai dan kebajikan seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai.
Kebajikan bisa dicapai bukan hanya dengan mengerjakan shalat,Infak dan Ibadah lainya,namun kebajikan yang bisa mengantarkan kita ke Maqam Abrar sangat beragam dan lebih dari itu
B.     Saran
Adapun Saran yang dapat Penulis sampaikan kepada para pembaca dalam penulisan Makalah ini adalah jalankan dan laksanakan Nilai dan Kebajikan dalam kehidupan ini sesuai dengan Syari’at Allah SWT.




DAFTAR PUSTAKA
1.    Syarief,Nashruddin. Menangkal Virus Islam Liberal. PERSISPERS, 2011.
2.    Fahmi Zarkasyi,Hamid.Membangun Peradaban dengan Ilmu.PT Ciptanusantara.2010.
3.    Al-Attas.Islam dan Sekulerisme.PT Pustaka Jaya.Jakarta.2010
4.    Http.Insist.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar