BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Manusia adalah Makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya.Agar Manusia dipandang baik
oleh Allah maka manusia harus berakhlak baik, baik kepada Allah maupun kepada
sesama Manusia.Akhlak terpuji itu seperti Sabar,Jujur,Amanah,dan Adil. Allah
Memerintahkan kepada Umatnya untuk bersabar,bersifat
jujur,bersifatAmanah dan berlaku adil dalam menjalankan kehidupan ini.
Sifat jujur merupakan faktor
terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama
juga tidak bisa tegak di atas kebohongan, khianat serta perbuatan curang.Jujur
dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang kuat antara para rasul dan
orang-orang yang beriman dengan mereka.
Amanah
adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya
kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara
syar’i, amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab
yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab.
amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik.
Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan
sesama insan secara baik adalah amanah. Apapun yang diberikan Allah Swt
adalah amanah yang akan menjadi beban diakhirat nanti.
Oleh sebab itulah maka sifat Sabar,jujur,Amanah dan Adil
sangat penting dalam kehidupan ini,Dengan sebab itulah maka penulis dalam
makalah ini akan membahas tentang sifat Sabar,jujur,Amanah dan Adil.
B.
Perumusan
Masalah
Dalam Penulisan Makalah ini akan dirumuskan beberapa
Masalah,yaitu:
1. Sifat Sabar
2. Sifat Jujur
3. Sifat Amanah
4. Sifat Adil
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SABAR
1. Pengertian
Sabar
Sabar secara Etimologi Sabar (Ash-shabar)
berarti menahan dan mengekang (Al-Habs Wa
Al-Kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu
yang tidak di sukai karena mengharap ridha Allah.Yang tidak di sukai itu tidak
selamanya terdiri dari hal-hal yang tidak di senangi seperti musibah
kematian,sakit,kelaparan dan sebagainya, tapi juga nisa berupa hal-hal yang di
senangi. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari
memperturutkan hawa nafsu. Dalam ensiklopedi islam dijelaskan bahwa yang di
maksud sabar ialah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaa,baik dalam
menemukan sesuatu yan tidak di ingini ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu
yang disenangi.imam Al-ghazali mengatakan bahwa sabar adalah suatu kondisi
mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas dorongan ajaran islam.
2. Macam – Macam Sabar
Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabrfi
Al-Qur’an,sabar dapat di bagi menjadi enam macam:
a. Sabar menerima cobaan hidup
b. Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu
c. Sabar Dalam Taat Kepada Allah SWT
d. Sabar Dalam Berdakwah
e. Sabar Dalam Perang
f. Sabar Dalam Pergaulan
3. Keutamaan
Sabar
Sifat sabar dalam Islam menempati
posisi yang istimewa.Al-Qur’an mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam
sifat mulia lainnya. Antara lain di kaitkan dengan keyakinan, syukur, tawakkal,
dan taqwa.mengaitkan satu sifat dengan banyak sifat mulia lainnya menunjukkan
betapa istimewanya sifat itu.Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa,
tentu dengan sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang
istimewa. Sifat sabar memang sangat di butuhkan sekali unyuk mencapai
kesuksesan dunia dan akhirat. Seorang mahasiswa tidak akan berhasil mencapai
gelar kesarjanaan tanpa sifat sabar dalam belajar.
3. Dalil-dalil Sabar dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
a.
Sabar merupakan
perintah Allah SWT
"Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan
shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(
Qs.Al-Baqarah:153 )
b.
Allah SWT akan
mencintai orang-orang yang sabar
"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”.(Qs.Ali
Imran:146)
c.
Kebersamaan
Allah dengan orang-orang yang sabar
"Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta
orang-orang yang sabar."( Qs.AL-Anfal:46
)
d. Sabar dalam
menghadapi Musibah
“Bertaqwalah
kepada Allah dan bersabarlah atas Musibah yang menimpamu”.(HR.Bukhari)
e. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan
himpitan ekonomi
“Barang siapa
yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi
saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat “. (HR. Turmudzi)
4. Kiat Kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Kiat-kiat tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Mengkikhlaskan niat kepada Allah
SWT
b. Memperbanyak tilawah al-Qur'an
c. Memperbanyak puasa sunnah
d. Mujahadatun Nafs ( Menahan Diri )
e. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia.
f. Perlu mengadakan latihan-latihan
untuk sabar secara pribadi
B.
JUJUR
1. Pengertian
Jujur
Jujur adalah
mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat
bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.
Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar
atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.
2.
Urgensi Sifat Jujur dan kedudukanya
dalam Islam
Kejujuran dapat mengantarkan kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga. Seseorang yang biasa berlaku
jujur maka ia disebut shiddiq (orang yang senantiasa jujur). Sedangkan dusta
mengantarkan kepada perilaku menyimpang (dzalim) dan perilaku menyimpang
mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya orang yang biasa berlaku dusta, maka
ia akan mendapat gelas pendusta. Oleh karena
itu, jujur memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang baik sebagai
individu maupun sebagai makhluk sosial. Kejujuran merupakan kunci sukses dalam
segala hal termasuk dalam bekerja.
Orang yang
jujur akan
mendapatkan amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga
rahasia-rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan,
kejujurannya -dengan izin Allah- akan dapat menyelamatkannya. Sementara
pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan
kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan.
3.
Bentuk-bentuk Kejujuran
a. Kejujuran
lisan (Shidqu Al - Lisan)
Kejujuran lisan yaitu memberitakan
sesuatu sesuai dengan realita yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang
dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang
yang bersengketa atau menyenangkan istri, dan semisalnya.
b. Kejujuran niat dan kemauan (Shidqu An Niyyah Wa Al -Iradah)
Kejujuran
niat dan kemauan adalah motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam
semua kondisi adalah dalam rangka menunaikan hukum Allah Ta’ala dan ingin
mencapai ridhaNya.
c. Kejujuran
tekad dan amal Perbuatan
Jujur dalam tekad dan amal berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridhai oleh Allah Swt.
4.
Keutma-keutamaan Sifat Jujur
a. Menentramkan hati
Rasulullah SAW bersabda:
“Jujur itu merupakan ketentraman hati”.(HR.Muslim)
b. Membawa berkah
Rasulullah SAW
bersabda yang
artinya :
“Dua orang yang jual beli itu boleh pilih-pilih selama belum berpisah. Jika
dua-duanya jujur dan terus terang, mereka akan diberkahi dalam jual belinya.
Dan jika dua-duanya bohong dan menyembunyikan, hilanglah berkah jual beli
mereka”.(HR.Bukhari)
c. Meraih kedudukan yang syahid
d. Mendapat keselamatan
e. Dipercaya orang
f. Tidak akan banyak mendapat masalah
g. Mudah untuk mendapatkan kepercayaan lagi dari berbagai
kalangan
C.
AMANAH
1. Pengertian Amanah
Amanah
adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu.
Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau
dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah
memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya.” (QsAn-Nisa.: 58)
2.
Dalil-dalil Sifat Amanah
a.
Surat An-Nisa ayat 58
“Sesungguhnya
Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya.” (QsAn-Nisa.: 58)
b.
HR.Ahmad
“Ada 4 perkara
yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu apa yang
terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna
dalam akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad)
3.
Jenis-Jenis Amanah
a.
Amanah
Fithrah
Yaitu amanah
yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim ibunya, bahkan
jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa Allah SWT sebagai Pencipta,
Pemelihara dan Pembimbing.
b.
Amanah
Syari’ah/Din
Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan Allah SWT dalam memenuhi perintahnya dan menjauhi laranganya.
c.
Amanah
Hukum/Keadilan
Yaitu Amanah untuk menegakkan hukum
Allah
SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara.
d.
Amanah
Ekonomi
Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai
dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan
syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat.
e.
Amanah
Sosial
Yaitu bergaul
dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi yang
bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar,
menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih saying.
D.
ADIL
1.
Pengertian Adil
Menurut
bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dan tidak berat sebelah.
Secara umum, adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban
dalam segala aspek kehidupan baik social, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan
di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan
tidak merugikan pihak manapun.
2.
Salil-dalil Adil
a. Surat Ali Imran ayat 8
“Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.”(Qs. Ali Imran ayat 8)
b.
HR.Muslim
“Sesungguhnya orang-orang yang
berbuat adil di sisi Allah pada hari
Qiamat”.(HR.Muslim)
3.
Contoh-contoh
Perilaku Adil
a.
Bertindak bijaksana dalam memutuskan antara orang orang yang
berselisih.
b.
Tidak mengurangi timbangan dan takaran.
c.
Bekerja secara optimal untuk mengatur berjalannya tata
kelola pemerintahan yang baik, sehingga semua rakyat mendapat keadilan dan
tidak dikurangi haknya.
d.
Belajar secara maksimal dan sungguh-sungguh agar semua
potensi yang telah diciptakan oleh Allah dalam diri kita dapat berkembang
dengan baik
e.
Tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan.
4.
Cara untuk
membiasakan diri berperilaku Adil dalam
kehidupan sehari-hari
a. Menyadari
pentingnya keadilan dalam kehidupan manusia, baik yang menyangkut konsep
keteraturan dan keseimbangan alam semesta maupun yang berkaitan langsung dengan
kemasalahatan kehidupan manusia.
b. Memahami
nilai-nilai positif yang terkandung dalam prinsip keadilan
c. Berusaha
mempraktikan perilaku keadilan untuk diri sendiri
d. Berusaha
mempraktikan keadilan kepada orang lain
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sabar secara Etimologi Sabar (Ash-shabar)
berarti menahan dan mengekang (Al-Habs Wa
Al-Kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu
yang tidak di sukai karena mengharap ridha Allah.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur
lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara
menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan
antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan
keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka
dikatakan dusta.
Amanah
adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu.
Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau
dipercayakan.
Menurut bahasa, adil adalah meletakan sesuatu pada tempatnya dan tidak
berat sebelah.Secara umum, adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala
aspek kehidupan baik social, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam
lingkup keluarga maupun masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan tidak
merugikan pihak manapun.
B.
SARAN
Makalah ini diharapkan dapat bermanpaat bagi
setiap mahasiswa dan mengetahui apa itu pengertian sabar,Jujur,Amanah dan Adil
serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tabrani, A.
Rusyan. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta:
Inti Media Cipta Nusantara. 2006
2.
Iman Abdul
Mukmin Sa’aduddin.Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim. Bandung: Rosdakarya.
2006
3.
Nasution, Lahmudin. Akhlak Mahmudah Kepada Diri
Sendiri. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1. 2004
4.
Ritonga, A. Rahman.Berbuat baik kepada Diri Sendiri. Surabaya: Amalia. 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar