BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan
akhirat kecuali dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan
terhadap makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at.
Maka, dia berada di antara dua gerakan,yaitu gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan
yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang
bermanfaat dan berbahaya.
Agama Islam ada tiga tingkatan,yaitu Iman,Islam dan ihsan.Dan setiap tingkatanya mempunyai Rukun-rukun tertentu.
B.
Perumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan
beberapa masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan?
2. Bagaimana Hubungan
antara Iman, Islam, dan Ihsan?
3. Apa Perbedaan antara Iman, Islam, dan
Ihsan?
4. Apa Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan
bagi manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadits Iman,Islam dan Ikhsan
Rosulullah SAW
Bersabda:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ :
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ
سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا
أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ:
يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ
وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ
سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ
تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ
رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ
وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ
دِيْنَكُمْ . [1] [رواه
مسلم]
“ Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami
duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba
datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut
sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka
bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau
bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar
“. Kami
semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “,
kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “
Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak
lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang
tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan
tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan
penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “,
kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau
(Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “
Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril
yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.(Riwayat
Muslim)
B.
Pengertian
Iman, Islam, Dan Ihsan
1.
Pengertian
Iman
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar
dari kata kerja (fi’il). امن- يؤمن - ايمانا yang mengandung beberapa arti yaitu percaya, tunduk,
tentram dan tenang.[2]
Imam al-Ghazali mengartikannya
dengan التصديق
yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh
Muhammad Amin al-Kurdi :
الايمان فهو التصديق با لقلب
“ Iman ialah pembenaran dengan
hati”.
Menurut Imam
Ab Hanifah:
الايمان هو الاقرار و التصديق
“ Iman ialah mengikrarkan (dengan
lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.
Menurut Hasbi
As-Shiddiqy ;
القول باللسان والتصد يق بالجنان والعمل باالاركان
“ Iman ialah
mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota tubuh”.
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya
dgn:
قول و عمل و نية
و ثمسك بالسنة
“Ucapan diiringi dgn
ketulusan niat dan dilandasi dgn berpegang teguh kepada Sunnah”.[3]
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman
adalah Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan,hati,maupun perbuatan.
Sesuai dengan
hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam rukun iman yang
harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang
hamba Allah yang ihsan nantinya.
Keenam Rukun Iman tersebut adalah:
a.
Beriman
kepada Allah Swt
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah Swt,
dan beriman kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta agung
sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b.
Beriman
kepada Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang
mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk
dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas.Jadi
kita dituntut untuk beriman dan mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.
c.
Beriman
kepada Kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada
para Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya:
kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa,
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran
diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw.
d.
Beriman kepada
para Rasul
Allah telah mengutus kepada
maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah
Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun
sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan
kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh manusia , maka tidak
ada nabi sesudahnya.
e.
Beriman
kepada Hari Akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika
Allah membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh
kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir
meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan
dan hisab, kemudian surga atau neraka.
f.
Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah
mentaqdirkan semua yang ada dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan
ilmu-Nya yang terdahalu, dan menurut kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu
telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah
yang telah menghendaki dan menciptakannya.
2.
Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar
dari kata kerja
اسلم
– يسلم - اسلاما Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera,
tidak cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm,
mengandung arti : kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri.[4] Dari
kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian : Sejahtera,
tidak tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian
kata-kata itu pengertian islam dapat dirumuskan taat atau patuh
dan berserah diri kepada Allah.[5]
Secara
istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa
pendapat :
الاسلام وهو
الاستسلام والانقياد الظاهر
“Islam berarti menyerah dan patuh
yang dilihat secara zahir”.
b. Ab A’la
al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai.
Maksudnya seseorang
akan memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui
patuh dan taat kepada Allah.
c. Menurut
Hammudah Abdalati Islam adalah
menyerahkan diri kepada Allah SWT.Maksudnya patuh
kepada kemauan Tuhan dan taat kepada Hukum-Nya.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu ialah tunduk
dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya
Islam di bangun
diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:
حدثنا عبيد الله بن موسى قال اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان عن
عكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم
( بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة
وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان )
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ;
handlolah bin abi sufyan telah memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin
kholid dari abi umar ra. Berkata : rasul saw. Bersabda : islam dibangun atas
lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat, memberikan
zakat, hajji dan puasa ramadlan”.[6]
Jadi,Rukun
Islam itu ada Lima,yaitu:
a.
Syahadat
b.
Shalat
c.
Zakat
d.
Puasa
e.
Haji
3.
Pengertian Ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il)
yaitu :
احسن – يحسن – احسا نا
artinya : فعل الحسن ( Perbuatan baik ).
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama,yaitu:
a.
Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan
ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah dalam segala ibadah yang terkandung
di dalam iman dan islam sehingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar
ikhlas karena Allah.[7]
b. Menurut Imam
Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang hamba merasa selalu
diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan sebagainya.[8]
C.
Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan
Iman, Islam dan Ihsan satu sama
lainya memiliki hubungan karena merupakan unsur-unsur
agama (Ad-Din).
Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan
hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu
dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau
ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa
meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.[9]
Didalam al-qur’an juga disebutkan
bahwa Iman, Islam, dan
Ihsan memiliki keterkaitan,yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron
ayat 19 yang berbunyi :
QS
Al-Maidah ayat 3 :
اليوم اكملت لكم دينكم و اتممت عليكم نعمتي
و رضبت لكم الاسلا م دينا
“ Pada hari ini
Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah menyempurnakan
nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah agama yang benar bagi
kalian”.
QS
Ali-Imron ayat 19 :
إِنَّ الدّينَ عِندَ اللَّهِ
الإِسلٰمُ
“Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan
kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin yang artinya agama. Addin
terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa iman
merupakan keyakinan yang membuat seseorang ber-Islam dan menyerahkan sepenuh
hati kepada Allah dengan menjalankan syareatnya dan meninggalkan segala yang
dilarang oleh syariat Islam.
D. Perbedaan
Antara Iman, Islam, dan Ihsan
Disamping adanya hubungan diantara
ketiganya, juga terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan identitas
masing-masing. Iman lebih
menekankan pada segi keyakinan dalam hati. Islam merupakan sikap untuk berbuat
dan beramal.Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata.
Dengan ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal iman dan islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan
pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang
enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah
makna dan hukum keduanya.
Ruang
lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam.
Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang
hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli
ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak
setiap mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.[10]
E.
Keutamaan
Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia
Setiap pemeluk Islam
mengetahui dengan pasti bahwa Islam (Al-Islam) tidak
sah tanpa iman (Al-Iman), dan iman tidak
sempurna tanpa ihsan (Al-Ihsan). Sebaliknya, ihsan
adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak
mungkin tanpa Islam.
Ali
Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan sebagai
berikut:
قال
علي :
إن الإيمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب
كله وإن النفاق ليبدو نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat
seperti sinar yang putih, apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka
sinar tersebut akan tumbuh dan bertambah sehingga hati (berwarna) putih.
Sedangkan kemunafikan terlihat seperti titik hitam, maka bila seorang melakukan
perkara yang diharamkan, maka titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga
hitamlah (warna) hati”.[11]
Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang
sangat besar dalam pandangan islam ini
karena bagi para pelakunya akan
diberikan Syurga oleh Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah
SWT didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan
diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah.Islam adalah inisial seseorang masuk ke
dalam lingkaran ajaran Ilahi.Sedangkan Ihsan adalah adalah cara bagaimana seharusnya kita
beribadah kepada Allah.
2. Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah.
3. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam
hati.Islam adalah sikap aktif untuk berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan
merupakan perwujudan dari iman dan islam yang sekaligus merupakan cerminan dari
kadar iman dan islam itu sendiri.
4. Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat
besar dalam pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga
oleh Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an
dan Al-Hadits.
B. Saran
Dari
pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca senantiasa
meningkatkan semangat keagamaandan lebih meningkatkan keimanan dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar